Banyak sekali kemudahan yang disuguhkan oleh digitalisasi. Semisal kemudahan mengakses ilmu pengetahuan atau komunikasi luas tanpa ada batasan waktu dan wilayah melalui aplikasi digital. Di samping itu, kemudahan juga dapat dirasakan melalui transformasi belanja online, transportasi, transaksi muamalah (baca: perdagangan), dan lain sebagainya. Kemudahan-kemudahan tersebut tidak hanya sebagai “buah” dari teknologi. Namun, juga merupakan anugerah dari sang pencipta untuk peradaban umat manusia.
Merujuk nilai dan norma Islam, agama samawi ini pada dasarnya sangat mendorong umatnya untuk terus berkembang, baik dalam kehidupan pribadi maupun kolektif (dimensi sosial), khususnya berkembang dalam transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Melalui pengoperasian IPTEK yang bijak, maka umat Islam tidak hanya dapat berperan dalam menciptakan dampak positif bagi dirinya, namun juga membawa agama ke arah konstruktif.
Stigma negatif akan kemajuan teknologi acap kali dilontarkan oleh kelompok skripturalis. Bagi mereka, agama mesti dijalankan layaknya keadaan di awal munculnya. Padahal, maju dan pesatnya ilmu-teknologi bukanlah suatu pertanda buruk. Sebab, merujuk teks-teks kanonik, Islam sendiri sudah mendukung kemajuan teknologi. Semisal tersirat dalam Surat al-Rahman Ayat 33: Artinya: “Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah).” (Q.S. Al-Rahman:33)
Secara normatif, ayat ini memberikan isyarat kepada umat manusia untuk senantiasa belajar dan mengembangkan potensi akal yang dimiliki. Penggunaan lafadz “maka tembuslah!” Bermakna bahwasanya mustahil bisa menembus ruang angkasa apabila tidak memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, manusia diharapkan bisa menggali ilmu pengetahuan kemudian mengembangkan teknologi secara pesat sehingga bisa menciptakan alat yang bisa mendukung perkembangan teknologi.
Perkembangan teknologi dari masa ke masa menandai kemajuan peradaban manusia yang terus meningkat. Saat ini, peradaban kita jauh lebih maju dibandingkan dengan sebelumnya. Ilmu pengetahuan yang dikuasai manusia di zaman ini semakin kaya, mendalam, dan mencakup berbagai bidang. Berkat teknologi, berbagai aspek kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan efisien. Dalam konteks itulah, maka umat manusia perlu terus semangat dalam mengejar ilmu pengetahuan dan menciptakan inovasi teknologi baru untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Teknologi bisa dilihat sebagai alat yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai kebaikan dan memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia. Dengan kata lain, teknologi bisa berjalan beriringan, saling melengkapi untuk membangun masyarakat yang lebih baik. Jika umat Islam memahami dan menguasai teknologi, mereka bisa membawa manfaat besar bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Teknologi dapat digunakan untuk menyebarluaskan ajaran Islam, baik melalui media sosial, aplikasi Islami, atau website Islami. Kita harus aktif memanfaatkan teknologi untuk memperkuat dakwah Islam dan memberikan manfaat bagi orang lain.
Kemudahan yang dibawa oleh teknologi menjadi salah satu alasan dan “wasilah” untuk melangsungkan ibadah dengan mudah dan baik. Teknologi memang sudah meresap ke segala aspek kehidupan, termasuk dalam agama. Inti ajaran tetap sama, tapi bentuk ritual, tata cara, dan penyebarannya tidak terlepas dari pengaruh teknologi. Salah satu teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas ibadah adalah perangkat pintar (smartphone), yang dapat menjangkau dunia luas melalui jaringan tidak kasat mata, internet.
Namun, layaknya koin dengan dua sisi, kemudahan akses juga dapat menimbulkan dampak negatif. Tidak sedikit individu menggunakan teknologi secara berlebihan dan tidak sehat. Alhasil, dampak buruk-pun tercipta, seperti; kecanduan media sosial, pornografi, atau judi online. Karena itu, penting bagi kita untuk tetap berpegang pada nilai-nilai taqwa dalam menggunakan teknologi.
Hubungan Islam dan teknologi sangat berperan penting di era digital saat sekarang ini. Dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat, umat Islam sebaiknya tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga terlibat aktif dalam memanfaatkan kemajuan ini untuk hal-hal positif yang tetap sesuai dengan nilai- nilai agama. Teknologi yang terus berkembang setiap tahunnya, menghadirkan banyak hal hal baru yang membuat hidup jadi lebih instan.
Teknologi tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan fisik, tapi juga bisa untuk kita mengejar akhirat. Kemajuan ini memungkinkan kita untuk mengakses berbagai sumber ilmu agama secara mudah dan cepat. Melalui internet, kita bisa membaca kitab-kitab klasik, mendengarkan ceramah dari para ulama, atau bahkan mengikuti kajian agama secara daring. Banyak aplikasi dan situs web yang menyediakan konten-konten Islami yang berkualitas, sehingga kita dapat belajar dan mendalami agama di mana saja dan kapan saja
Bagi kita yang beragama Islam, tentu saja hal-hal tersebut bisa membantu kita menjalankan ibadah sehari-hari dengan lebih mudah. Misalnya, teknologi memungkinkan kita untuk membaca, mendengarkan, dan mengakses Al-Qur’an dengan mudah kapan saja dan di mana saja. Dengan aplikasi Al-Qur’an di smartphone, pengguna dapat mempelajari ayat-ayat suci Al-Quran, mendengarkan bacaan, hingga memahami maknanya secara praktis, tanpa terbatas waktu dan tempat, penggunaan aplikasi adzan otomatis yang bisa kasih tahu kapan waktu sholat, jadi kita nggak akan ketinggalan ibadah meskipun lagi sibuk dan masih banyak contoh dan fitur lainya yang semuanya bisa diakses lewat smartphone yang membantu kita lebih dekat dengan sang pencipta.
Selain aplikasi-aplikasi di atas, terdapat pula perangkat canggih lain, seperti jam tangan pintar yang menjadi alarm pengingat waktu sholat atau tasbih digital yang memungkinkan seseorang dapat menghitung jumlah dzikirnya setiap waktu. Gawai pintar ini benar-benar membantu umat muslim beribadah di tengah kesibukan sehari-hari. Berdasarkan paparan ini, maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya teknologi, umat Muslim bisa lebih gampang beribadah di manapun dan kapanpun. Namun, tetap harus bijak dalam penggunaannya, jangan sampai teknologi malah bikin kita jadi lupa sama tujuan sebenarnya penggunaan teknologi itu sendiri.