BANJARMASIN – Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor atau Paman Birin menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan green seminar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalsel.
“Saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas terlaksananya Green Seminar ini,” tandasnya dalam sambutan tertulis dibacakan Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Agus Dyan Nur, di Banjarmasin, Selasa (10/9).
Paman Birin menyampaikan kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian dan komitmen terhadap isu-isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Green seminar yang merupakan kelanjutan dari rangkaian seminar internasional sejak 2022, menunjukkan konsistensi dan keseriusan dalam menghadapi tantangan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Paman Birin juga berharap, seminar ini mampu mendorong hadirnya inisiatif-inisiatif hijau guna mendukung keberlanjutan pembangunan di Kalimantan.
Kalsel sebagai bagian tidak terpisahkan dari pulau Kalimantan, memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Paman Birin juga menyampaikan, Kalsel dikaruniai kekayaan alam yang luar biasa, mulai dari hutan tropis, keanekaragaman hayati yang tinggi hingga sumber daya mineral yang melimpah.
Namun, bersamaan dengan berbagai kekayaan ini juga datang tanggung jawab yang besar untuk mengelolanya secara bijaksana dan berkelanjutan. Tantangan yang dihadapi tidaklah kecil menurut Gubernur dua periode ini.
Perubahan iklim dan berbagai isu lingkungan lainnya menuntut perhatian dan tindakan bersama. Disinilah pentingnya green behavior atau perilaku ramah lingkungan yang menjadi fokus dari green seminar ini.
Disadari, hingga saat ini, perekonomian Kalsel masih ditopang sumber daya alam, khususnya batu bara. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi sangat bergantung pada perkembangan harga komoditas global.
Memang di satu sisi, hal ini telah memberikan kontribusi signifikan bagi pembangunan daerah, namun di sisi lain, harus mengakui bahwa ketergantungan, hal itu membuat ekonomi Kalsel rentan terhadap fluktuasi pasar global.
Pemprov Kalsel saat ini berfokus pada transformasi ekonomi berbasis kerangka kerja “New Kalimantan” atau Kalimantan Baru.
Strategi ini melibatkan pemetaan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru yang bersifat non-ekstraktif.
Tujuannya bukan hanya diversifikasi ekonomi, juga untuk menciptakan peradaban yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Paman Birin pun mengajak seluruh lembaga keuangan, baik bank maupun non-bank, untuk berperan aktif dalam menyediakan dan mempromosikan instrumen pembiayaan hijau ini.
Pemprov Kalsel berkomitmen untuk menciptakan ekosistem yang mendukung berkembangnya pembiayaan hijau melalui kerja sama Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan stakeholders lainnya untuk mengembangkan segala kebijakan yang mendukung ekosistem tersebut.
Komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan membutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah, dunia usaha, akademisi dan masyarakat. Tidak ada satu pihak pun yang dapat mengatasi tantangan ini sendirian, melainkan perlu kolaborasi yang erat dan berkelanjutan dari seluruh elemen masyarakat.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalsel, Fadjar Majardi menyebut, The New Kalimantan strategi adalah pendekatan ekonomi hijau rendah karbon yang mengurangi penggunaan energi sumberdaya alam.
“Kita perlu mewadahi masukan pemangku kepentingan, pakar, masyarakat dalam merancang skenario terbaik ekonomi hijau,” ujarnya.
Ekonomi hijau, ujarnya, akan membuka lapangan kerja baru yang menjadii salah satu pilar pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor potensial dikembangkan sebagai prime mover potensi investasi yang didukung tersedianya pembiayaan Bank Indonesia bekerjasama dengan stakeholder dan sistem keuangan.
Dari sisi kebijakan, menciptakan pembiayaan berwawasan lingkungan serta mengembangkan pasar uang hijau, kemudian kelembagaan aspek tata kelola, manajemen risiko.
Mengawal transformasi hijau, Bank Indonesia membentuk satuan kerja baru yaitu Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan hijau. sal/adpim/ani