Oleh : Ummu Arsy (Tinggal di Amuntai)
Dunia remaja saat ini tidak dalam keadaan baik baik saja, berbagai kasus sering terjadi di dunia remaja, seperti yang saat ini lagi viral tarawuran. Belakangan kerap terjadi di Jalan Basuki Rahmat, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur.
Tawuran ini juga sempat disiarkan secara langsung lewat media sosial (medsos).
“Yang kami selidiki bahwa mereka itu cari konten. Salah satunya itu. Karena mereka pada saat tawuran itu live, langsung, di live-in,” kata Lurah Cipinang Besar Utara, Agung Budi Santoso, saat dihubungi detikcom, Sabtu (29/6/2024). Agung menjelaskan temuan ini berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan. Dia mengungkapkan diduga siaran langsung dan konten di medsos tersebut dilakukan untuk menghasilkan keuntungan alias cuan.
Cuan adalah salah satu pemicu untuk melakukan tawuran, cuan begitu sangat diharapkan dalam setiap kehidupan. Hal ini sangat jelas kalau materi adalah sangat dibutuhkan dalam meraih kebahagian. Materi saat ini sudah mampu menjadikan seseorang tidak lagi memikirkan akibat dari perbuatan, seperti halnya tawuran. Para remaja seharusnya menjadi agen perubahan dimasa depan untuk membangun bangsa, tetapi saat ini para remaja sedang asyik dengan mencari cuan demi kebahagiaan sesaat dan mengabaikan cita-cita sebagai generasi perubahan. Fenomema yang terjadi di dunia saat ini tidak lepas dari sistem sekuler kapitalis, dimana tolak ukur kebahagian adalah materi, sehingga wajar apa pun akan dilakukan ketika mampu menghasilkan materi.
Tawuran remaja merupakan gambaran dari hasil pendidikan sekuler kapitalis, yakni gagalnya mengahasilkan generasi berkepribadian Islam, dimana dalam pendidikan tersebut jauh dari akidah, yakni pemisahan agama dan kehidupan. Gambaran kehidupan jauh dari ketakwaan terhadap sang pencipta, yakni Allah SWT. Keberhasilan pendidikan dinilai sukses ketika memperoleh materi sebanyak-banyaknya, tanpa memperhatikan ketakwaan terhadap sang pencipta..
Peran media sosial sangat penting dalam bersosialisasi, kemudahan dalam mengakses media social yang bisa saja memicu berbagai hal baik positif ataupun negative. Media sosial sering dimanfaatkan untuk menghasilkan cuan, tanpa memandang baik buruknya, halal dan haram. Dengan mudahnya meakses media sosial dan tanpa adanya ilmu, menjadikan seseorang meakses hal-hal negative yang berujung bisa jadi membahyakan nyawa sendiri atau pun orang lain.
Sebagai seorang muslim yang berakidah islam, pastinya yakin akan akidah Islam yang mempunyai sistem kehidupan. Sistem Islam mengatur dalam mendidik generasi menjadi generasi yang memiliki kepribadian islam, ta’at terhadap aturan Allah. Kebahagiaan adalah ketika semua aktivitas kehidupan mendapatkan ridho Allah SWT.
Pendidikan Islam akan mampu menjadikan remaja menjalani setiap masalah kehidupan dengan solusi yang sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Kekuatan akidah, pola fikir dan pola sikap yang ditanamkan dalam sistem pendidikan akan menjadikan setiap muslim berlomba untuk berbuat kebaikan, sehingga untuk melakukan tindakan kriminal atau yang bertentangan dengan Islam, setiap muslim akan berfikir ulang untuk melakukan hal tersebut.
Sistem pendidikan islam sangat mudah diperoleh, karena Negara yang bertanggung jawab atas pendidikan warganya, baik dari fasilitas, pengajar, kebutuhan selama pendidikan (makanan, pakaian,, dan lain-lain), sehingga orang tua tidak dibebani dalam urusan pendidikan anak.
Selain pendidikan secara formal, orang tua juga wajib mendidik anak dalam keluarga. Orang tua tidak hanya memberikan nafkah buat keluarga, tetapi juga mendidik anak, selain itu juga masyarakat sebagai kontrol dalam mendidik anak, negara melindungi mendidik anak sebagai tanggung jawabnya sebagai pengurus urusan umat.
Selain itu juga Negara membatasi ataupun menyeleksi media sosial yang dapat memicu, membahayakan bagi penggunanya, sehingga tidak semua orang dengan mudah meakses media sosial tanpa alasan yang jelas. Media sosial seharusnya dijadikan sarana untuk ilmu pengetahuan, dakwah, amar ma’ruf nahi munkar, sehingga setiap aktifitas di media sosial bernilai ibadah di hadapan Allah.
Hanya dengan mengikuti aturan Allah sang pencipta yang mengetahui segala sesuatu,, segala permasalahan umat bisa diselesaikan. Sudah saatnya kita kembali kepada aturan Allah secara kaffah untuk meraih ridha baik di dunia maupun di akhirat, wallahu’alam