Zahra Kamila ( HST )
Allah SWT telah menciptakan pada diri manusia gharizah al -baqa’ yakni naluri mempertahankan eksistensi diri. Salah satu perwujudannya adalah kecintaan manusia pada harta dan kekuasaan.
Setiap Muslim harus mengendalikan cintanya pada hartanya. Cinta harta berlebihan bisa mendorong orang untuk memperoleh harta tanpa peduli halal dan haramnya. Jika sudah demikian, cinta harta akan menjadi sumber bencana baik bagi individu maupun masyarakat.
Orang yang mencari harta dengan jalan yang haram tentu berdosa dan menanggung akibatnya di dunia dan di akhirat. Di antara akibat di dunia yang harus ditanggung adalah dicabutnya keberkahan
Cinta Harta dan Korupsi
Harta kebanyakan diperoleh melalui interaksi, muamalah, dan transaksi dengan orang lain. Harta yang didapat dengan cara maksiat berarti diperoleh melalui transaksi yang melanggar syariat. Apalagi harta itu diperoleh melalui korupsi. Maka dampaknya dirasakan oleh masyarakat luas. Semua itu, salah satu faktor pendorong terbesarnya, adalah cinta harta yang berlebihan.
Cinta Kekuasaan
Bukan hanya cinta harta, korupsi juga dipengaruhi oleh hasrat atas kekuasaan atau jabatan. Di situlah, cinta harta bertemu dengan cinta Kekuasaan dan jabatan.
Bertemunya motif cinta harta dan cinta Kekuasaan, selain menyuburkan korupsi, juga menyebabkan munculnya korporatokrasi. Politisi butuh modal untuk meraih jabatan politik atau kekuasaan. Modal itu bisa dari diri sendiri atau para cukong politik.
Cinta Kekuasaan juga akan mendorong penguasa untuk mempertahankan kekuasaan selama mungkin, baik tetap ada di tangannya atau di tangan keluarga, kroni dan koleganya. Dari situ lahirlah politik dinasti atau kroni.
Amanah Jabatan dan Kekuasaan
Jabatan dan kekuasaan adalah amanah. Berat pertanggungjawabannya. Di dalam Islam, jabatan dan kekuasaan merupakan amanah dengan dua tujuan yaitu untuk menjaga agama dan mengatur dan memelihara dunia.
Amanah Jabatan dan Kekuasaan itu di akhirat hanya akan menjadi penyesalan kecuali ketika didapatkan dengan benar dan apa yang menjadi kewajiban ditunaikan dengan baik.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah SWT dan Rasul-Nya, jangan pula kalian mengkhianati amanah -amanah kalian, sedangkan kalian tahu. Ketahuilah oleh kalian, sungguh harta -harta kalian dan anak -anak kalian bisa menjadi fitnah ( bencana) dan sungguh di sisi Allah SWT lah pahala yang besar. ( TQS Al-Anfal{8} :27-28).