
BANJARBARU – Pemerintah provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan melalui Badan Pengelola (BP) Geopark Meratus mengencarkan promosi dan publikasi terkait Geopark Meratus agar lebih dikenal luas hingga mancanegara.
“Kita telah menyiapkan 54 situs yang tersebar pada enam kabupaten/kota se-Kalsel yang masuk Geopark Meratus,” kata Wakil Ketua Umum BP Geopark Meratus, H Nurul Fajar Desira, di Banjarbaru, Selasa (26/9).
Hal itu diungkapkannya sebagai salah satu narasumber Coffee Talk yang dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Infomatika Provinsi Kalsel, di Banjarbaru.
Menurut Fajar, BP Geopark Meratus juga telah menyiapkan dokumen lengkap Geopark Meratus yang akan segera diusulkan ke UNESCO untuk dinilai sehingga nantinya akan menjadi UNESCO Global Geopark (UGGp).
Dalam geopark Meratus itu, kata Fajar, ada tiga pilar yakni konservasi, edukasi dan pembangunan ekonomi berkelanjutan dari masyarakat yang ada di kawasan seluas 4.000 Km meliputi enam kabupaten/kota se-Kalsel itu.
“Kita akan melakukan pengelolaan Geopark Meratus secara terpadu sehingga keberadaan geopark tersebut nantinya benar-benar meningkatkan kesejahtaraan masyarakat,” kata Fajar yang juga menjabat sebagai Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setdaprov Kalsel itu.
Terpisah, Ketua Harian BP Geopark Meratus, Hanifah Dwi Nirwana mengatakan tujuan utama pengembangan Geopark Meratus adalah kesejahteraan masyarakat di situs-situs yang ada.
Geopark Meratus, kata Hanifah, merangkum semua destinasi wisata yang ada di kawasan Meratus sehingga diharapkan akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Menyinggung persiapan Geopark Meratus menuju UGGp, Hanifah mengakui pihaknya mengharapkan dukungan semua pihak, termasuk kalangan pers untuk menyebarluaskan informasi terkait Geopark Meratus ini.
Selain itu, kata Hanifah, pihaknya juga sedang membangun jejaring dengan mitra geopark UNESCO sehingga secara tidak langsung Geopark Meratus telah terpromosi secara internasional.
Menurut dia, dokumen yang disiapkan telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang disyaratkan untuk nantinya dinilai UNESCO, tinggal meningkatkan kapasitas masyarakat yang ada di sekitar situs-situs yang nantinya dinilai.ani