Oleh: Bunda Khalis (Pemerhati Sosial)
Warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mulai dilanda Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat udara berdebu dan kabut asap, terlihat dari banyak warganya yang datang ke puskesmas karena keluhan sekit bernapas.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin, Muhammad Ramadhan menyatakan seperti itu dengan melihat data yang masuk ke mejanya. Diduga penyakit itu muncul lantaran kabut asap yang terjadi belakangan ini. “Keluhan paling banyak malah ISPA dan TB,”. Kasus ISPA terjadi sebanyak ISPA kasus lama 5.173, kasus baru 35.947.
ISPA adalah singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut, yang merupakan kategori penyakit yang melibatkan infeksi pada saluran pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, bronkus, dan paru-paru. Infeksi ini dapat disebabkan oleh berbagai agen patogen, seperti virus, bakteri, dan jamur.
Meningkatnya penyakit ISPA bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya: a) Perubahan musiman; b) Penyebaran virus yang mudah; c) Variasi virus dan resistensi antibiotic; c) Penurunan kualitas udara; Kepatuhan terhadap tindakan pencegahan.
Pada penurunan kualitas udara, salah satunya disebabkan oleh kebakaran hutan. Kebakaran hutan menghasilkan berbagai zat kimia berbahaya dan partikel-partikel kecil yang dikenal sebagai partikulat. Asap dan partikel ini dapat terbawa oleh angin dan menyebar jauh dari sumber kebakaran. Ketika orang menghirup udara yang terkontaminasi oleh asap dan partikel dari kebakaran hutan, ini dapat menyebabkan masalah pernapasan dan memicu atau memperburuk ISPA. ISPA yang disebabkan oleh kebakaran hutan dapat mempengaruhi individu dari segala usia, tetapi anak-anak, orang tua, dan individu dengan kondisi pernapasan kronis lebih rentan terhadap dampak negatifnya.
Beberapa alasan mengapa kebakaran hutan dapat mempengaruhi ISPA meliputi:
a)Iritasi Saluran Pernapasan: Partikel-partikel kecil dalam asap dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, seperti hidung, tenggorokan, dan bronki. Ini dapat memicu gejala seperti batuk, pilek, dan radang tenggorokan.
b)Peningkatan Paparan Infeksi: Kondisi lingkungan yang terpengaruh oleh kebakaran hutan, seperti penurunan kualitas udara, dapat melemahkan sistem pertahanan alami tubuh terhadap infeksi. Ini membuat individu lebih rentan terhadap infeksi virus atau bakteri yang menyebabkan ISPA.
c)Penyebaran Infeksi: Lingkungan yang terkontaminasi oleh asap dan partikel dapat mendukung penyebaran virus dan bakteri karena partikel-partikel tersebut bisa menjadi media untuk virus atau bakteri menempel dan bertahan hidup lebih lama di udara.
d)Peningkatan Kondisi Medis yang Ada: Individu yang sudah memiliki kondisi pernapasan kronis, seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), mungkin lebih terpengaruh oleh paparan asap kebakaran hutan dan dapat mengalami eksaserbasi atau perburukan kondisi mereka.
Penyebab Kebakaran Hutan Terus Berulang
Kebakaran hutan yang terus berulang disebabkan oleh berbagai faktor, baik berkaitan dengan manusia, lingkungan, iklim maupun kurangnya perhatian/ pengawasan dan tindakan tegas dari pemilik kebijakan. Beberapa penyebab utama kebakaran hutan yang berulang antara lain:
a)Aktivitas Manusia: Aktivitas seperti pembakaran lahan untuk pertanian, pembuatan ladang, atau penebangan hutan yang tidak terkendali dapat memicu kebakaran.
b)Pengelolaan Lahan yang Buruk: Praktik-praktik pengelolaan lahan yang buruk, seperti merambah hutan secara ilegal, merubah lahan hutan menjadi perkebunan tanpa tindakan konservasi yang memadai, dan deforestasi yang tidak terkontrol, dapat meningkatkan risiko terjadinya kebakaran.
c)Perubahan Iklim: Perubahan iklim dapat mempengaruhi pola cuaca dan curah hujan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko kekeringan. Kekeringan yang berkepanjangan membuat vegetasi menjadi lebih kering dan rentan terbakar, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kebakaran hutan.
d)Perencanaan tata guna dan kelola lahan yang perlu dibijaksanai
e)Kurangnya Kesadaran dan Edukasi: Di beberapa wilayah, kurangnya kesadaran dan edukasi/ pendekatan yang konfrehensif kepada masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan cara mencegahnya dapat berkontribusi pada kebakaran yang terus berulang.
f)Kurangnya Pengawasan dan Tanggapan Cepat: Kurangnya pemantauan dan pengawasan dari pemilik kebijakan terhadap aktivitas manusia dan kondisi lingkungan dapat menghambat respons cepat terhadap kebakaran yang baru terjadi, memungkinkan kebakaran untuk meluas dengan cepat sebelum tindakan penanggulangan dapat diambil.
Penanganan Kesehatan dalam Islam
Kesehatan adalah hak dasar bagi seluruh masyarakat, begitulah Islam menetapkannya. Bahkan Rasullah Saw mengumpamakan terpenuhinya salah satu kesehatan adalah seperti memperoleh dunia secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa, betapa pentingnya kesehatan bagi setiap individu. Rasullah Saw bersabda, “ Siapa saja di antara kalian yang bangun pagi dalam keadaan diri dan keluarganya aman, fisiknya sehat dan mempunyai makanan untuk hari itu, maka seolah-olah ia mendapatkan dunia.” (HR. At-Thirmidzi)
a)Penjagaan kesehatan masyarakat menjadi tanggung jawab individu/ keluarga, Masyarakat dan negara Di dalam Islam telah di atur, diantaranya:
a) Hendaknya setiap individu harus mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan thoyiban. Makanan menunjukkan sehat atau tidaknya seseorang. Makanan yang halal dan baik, akan meningkatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari berbagai macam penyakit.
b)Pengelolaan lingkungan oleh masyarakat. Pengelolaan yang tepat akan menciptakan lingkungan yang sehat. Baik pemanfaatan lingkungan berupa tanah, air dan udara haruslah seimbang agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Lingkungan yang bersih dan sehat akan membawa kebaikkan bagi kesehatan masyarakat.
c)Negara. Negara bertanggung jawab penuh. Di pundak negaralah penciptaan lingkungan yang baik dan penjaminan kesehatan setiap individu