
JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkfli Hasan mengakui kenaikan harga beras saat ini disebabkan kenaikan biaya produksi beras. Dalam beberapa hari terakhir, harga beras terus meningkat hampir di seluruh wilayah Indonesia.
“Beras itu memang biaya produksi di petani naik,” ucap Zulkfli Hasan saat ditemui di Kantor Kemendag, Jakarta, Kamis.
Zulkfli Hasan mengatakan Badan Keamanan Pangan Nasional (Bapanas) telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras, namun Presiden RI Joko Widodo belum menyetujuinya. “Bapanas menetapkan HET beras yang naik cuma belum disetujui sama presiden,” kata dia.
Zulkfli Hasan menyayangkan jika harga tetap rendah, dampaknya akan dirasakan petani. Namun, menurut dia, HET seharusnya tidak sebesar Rp 9.400 jika membandingkan kondisi saat ini dengan biaya produksi.
“Sebenarnya kasihan petani kalau masih rendah tapi memang kondisinya kalau dibandingkan biaya produksi harusnya tidak Rp 9.400 lagi, kan itu masih HET lama Rp 9.450,” ungkapnya.
Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga beras inferior tipe I saat ini sedang naik. Harga rata-rata Rp 12.500 kg.
Padahal, dulu harga beras Rp 12.450 kg. Harga beras termahal di Kalsel Rp 15.800kg. Sedangkan harga termurah adalah Rp 9.500/kg di Kota Blitar. Beras grade I medium grade juga mengalami peningkatan tajam.
Harga rata-rata adalah Rp 13.550/kg. Padahal, harga beras medium dulu Rp 13.500/kg. Harga beras medium termahal di kota Banjarmasin adalah Rp 21.900/kg. Sedangkan harga termurah adalah Rp 9.900 kg di kota Mataram. Harga beras berkualitas tinggi juga naik. Harga rata-ratanya adalah Rp 14.900 kg.
Padahal, dulu harga premium Rp 14.850 kg. Harga beras super termahal di Kalimantan adalah Rp 29.250 kg di Kalimantan Tengah. Sedangkan harga termurah di Kabupaten Lombok Timur Rp 11.000 per kilogram.
Pemerintah berencana menambah kuota impor beras sebanyak 1 juta ton dari sebelumnya 2 juta ton. Penambahan impor beras demi mengantisipasi dampak fenomena El Nino yang bisa menyebabkan kebutuhan beras nasional berkurang.
Ini diungkapkan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan. Rencananya, penambahan kuota beras diimpor dari India.
Mendag bahkan telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) perihal 1 juta ton beras impor tersebut dengan India. “Beras kita memang harus ambil walaupun kadang-kadang enggak populer ya, tapi kita harus ambil inisiatif karena nanti kalau El-Nino berat keadaannya kita nggak boleh beras kurang. Oleh karena itu saya sudah MoU dengan India 1 juta, sewaktu-waktu kita bisa beli,” ujar Mendag di Kantor Kementerian Perdagangan.
Zulhas menerangkan, awalnya impor dilakukan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang memberi mandat kepada Perum Bulog untuk mengimpor 2 juta ton sepanjang tahun 2023. “Iya di luar, itu 2 juta totalnya kalau sama Bapanas, ini baru MoU untuk harga tetap dan barangnya ada, tetapi belum kita beli tapi sudah ada MoU, G to G jadi kita sudah punya. Tahun ini kalau darurat kiita beli membeli barangnya sudah ada,” terangnya. lp6/mb06