BANJARMASIN – Sejumlah guru sekolah Madrasah di kota Banjarmasin yang tergabung dengan Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) mengharapkan mendapatkan dana insentif dari Pemerintah kota (Pemko) Banjarmasin.
Perwakilan PGM, Ahmad Bakir menyampaikan permintaan insentif ini, karena ingin mendapatkan perhatian yang sama dengan kesejahteraan guru honorer lain di kota ini.
“Kami meminta dan mengharapkan adanya insentif, bentuk perhatian pemerintah kepada guru honorer madrasah di Banjarmasin,” katanya usai audiensi dengan Komisi IV DPRD Banjarmasin, Senin (19/6).
Menurut Bakir, meski leading sektor guru madrasah ada pada Kementerian Agama (Kemenag), namun pihaknya merasa memiliki hak sama karena sebagai guru pengajar di madrasah juga merupakan anak-anak berasal dari Kota Banjarmasin.
Tak hanya itu, insentif lain juga diberikan Pemko Banjarmasin kepada guru mengaji yang masuk dibawah naungan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) yang juga mendapat insentif dari Pemko Banjarmasin.
“Berkaca dari situlah, kami ingin juga mendapatkan insentif untuk kesejahteraan guru madrasah,” katanya.
Dijelaskannya pula, bahwa sebagai guru madrasah, pihaknya juga memberikan jam kerja atau mengajar jaih lebih lama. “Hal itu kami sampaikan karena durasi belajar pun yang diberika sama dengan sekolah biasa yakni dari jam 08.00 sampai 16.00 wita,” katanya.
Ia berharap dengan inisiasi disampaikan kepada para anggota dewan, semoga dapat ditindaklanjuti.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Banjarmasin, Arufah Arif mengatakan pihaknya juga sependapat dengan usulan para guru madrasah tersebut. “Saya mendukung agar pemberian insentif ini dapat direalisasikan,” katanya.
Dikatakanya, sebagai wakil rakyat ia pun dapat mengkoordinasikan dengan Pemko agar bisa menindaklanjuti melalui Badan Anggaran (Banggar).
“Kalau belum bisa diakomodir di APBD murni tahun 2023 tentu akan kami pertanyakan dan mendorong paling tidak di perubahan 2023,” kata Arufah Arif. via/ani