
JAKARTA – Konsumen Indonesia semakin banyak yang kian berhati-hati dalam berbelanja, didorong oleh meningkatnya kekhawatiran seputar pengeluaran rumah tangga dan komitmen keuangan jangka panjang.
UOB ASEAN Consumer entiment Study (ACSS) 2025 terbaru mencatat pendekatan ini semakin mendalam dibandingkan tahun lalu, meskipun banyak konsumen yang terus berbelanja untuk pengalaman gaya hidup yang bermakna.
Indeks Sentimen Konsumen ASEAN (Indeks) UOB yang baru diluncurkan juga mencatat sentimen keseluruhan Indonesia di angka 55, turun dari 58 tahun sebelumnya. Ini mencerminkan optimisme yang tetap waspada di tengah tekanan biaya yang masih berlangsung.
Consumer Banking Director UOB Indonesia, Cristina Teh Tan, mengatakan konsumen Indonesia lebih cermat dalam hal pengeluaran. Mereka menginginkan nilai juga ingin menikmati pengalaman yang bermakna. UOB berkomitmen membantu nasabah membuat keputusan keuangan yang tepat dengan menawarkan berbagai manfaat praktis, termasuk cashback untuk pengeluara harian, penawaran bersantap, reward perjalanan, dan cicilan yang fleksibel.
“Kami bertujuan membantu nasabah dalam mengelola pengeluaran dengan bijak, dan di saat bersamaan tetap dapat menikmati hal-hal berharga dalam hidup,” ujar Cristina di Jakarta.
Indeks berasal dari enam indikator utama yang mengukur pandangan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan masa depan, srta keuangan pribadi mereka.
Pada bagian keuangan pribadi, sub-indeks terkait sentimen konsumen terhadap keuangan pribadi di masa depan, kekhawatiran atas komitmen keuangan jangka panjang, kenaikan pengeluaran rumah tangga, dan pemotongan gaji telah turun enam poin menjadi 53 poin dibandingkan tahun lalu.
Mengenai kondisi makro, hampir tiga dari lima orang Indonesia berpandangan positif terhadap kondisi ekonomi saat ini dan proporsi yang sama tetap optimistis terhadap kondisi ekonomi di masa mendatang, dengan sedikit peningkatan dibandingkan tahun 2024, masing-masing di 55 persen dan 56 persen. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun konsumen merasakan tekanan kenaikan biaya, mereka tetap optimistis terhadap prospek kondisi makro Indonesia.
Banyak masyarakat Indonesia, terutama Gen X, memperketat kebiasaan belanja. Studi menemukan bahwa 59 persen responden merasa inflasi berdampak negatif pada daya beli rumah tangga mereka, mendorong mereka untuk memprioritaskan kebutuhan pokok dan lebih selektif terhadap barang-barang opsional.
Hal ini terlihat dari perubahan terbesar dalam kebiasaan belanja konsumen selama setahun terakhir, yang mencakup hampir separuh responden membeli lebih banyak produk saat diskon dan 43 persen membeli lebih banyak produk multifungsi untuk memaksimalkan nilai.
Kehati-hatian ini didorong oleh meningkatnya kekhawatiran, 48 persen konsumen khawatir tentang komitmen keuangan mereka pada tahun 2025, naik dari 39 persen di tahun 2024, menyoroti meningkatnya fokus pada kehati-hatian finansial. rep/mb06

