Mata Banua Online
Selasa, Desember 2, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Developer Optimis Sektor Properti 2026 Bergeliat

by Mata Banua
1 Desember 2025
in Ekonomi & Bisnis
0
D:\2025\2 Desember 2025\7\7\master 7.jpg
PERUMAHAN MENGGELIAT – REI memprediksi 2026 industri properti termasuk didalamnya perumahan rakyat mengalami pertumbuhan positif didorong oleh beberapa faktor seperti perpanjangan PPN DTP 100% hingga 2027, tren penurunan suku bunga, dan penyaluran KUR Perumahan.(foto:mb/ant)

JAKARTA – Real Estate Indonesia atau REI memperkirakan industri properti di In­do­nesia mengalami pertumbuhan positif pa­da 2026, didorong oleh beberapa faktor­ se­per­ti perpanjangan PPN DTP 100% hingga 2027, tren penurunan suku bunga, dan pen­ya­luran KUR Perumahan.

Wakil Ketua REI Rusmin Lawin me­nu­turkan sektor properti akan terus bangkit de­ngan fokus pada properti perumahan. “Per­panjangan PPN DTP Insentif pajak ini di­ha­rapkan dapat meningkatkan penjualan pro­prti, terutama untuk rumah tapak,” ujar­nya.

Berita Lainnya

D:\2025\2 Desember 2025\7\7\ok.jpg

Pemerintah Kaji Kuota Impor Pakaian Bekas

1 Desember 2025
D:\2025\2 Desember 2025\7\7\hal 7 - 2 klm (Bawah).jpg

KUR Bunga 6 Persen dan Masa Depan Pengusaha Muda

1 Desember 2025

Selain itu, lanjutnya, kebijakan pe­nurunan suku bunga juga dapat me­ni­ng­kat­kan kemampuan masyarakat untuk mem­beli properti. Sisi lain dengan adanya pen­ya­luran KUR Perumahan juga dapat mem­bantu masyarakat berpenghasilan rendah me­miliki rumah. Meski sektor properti sudah di­guyur sejumlah insentif pada tahun depan, Rusmin menilai masih ada tantangan klasik ya­ng selalu dihadapi oleh pengembang yak­ni terkait dengan kenaikan harga bahan ba­ng­unan dapat mempengaruhi biaya proyek dan margin keuntungan pengembang. Per­so­alan klasik lainnya yakni regulasi dan pe­ri­zinan. Proses perizinan yang panjang dan kompleks dapat menghambat proyek pem­bangunan. Belum lagi daya beli mas­ya­rakat masih menjadi faktor krusial dalam penjualan properti.

Menghadapi tahun depan, menurutnya pe­ngembang perlu berstrategi menawarkan pro­duk yang sesuai dengan kebutuhan pa­sar, seperti hunian vertikal dan properti ra­­mah lingkungan.

Selanjutnya digitalisasi dengan peng­gu­naan teknologi informasi dapat me­ni­ng­katkan efisiensi dan transparansi dalam pe­ma­saran dan manajemen proyek.

Selain itu, pengembang perlu bekerja sama dengan pemerintah untuk mem­per­juangkan kepentingan industri dan men­do­rong reformasi kebijakan.

Sementara itu Himpunan Perumahan Ra­kyat atau Himpera menilai prospek sek­tor perumahan pada 2026 berpeluang me­ng­uat seiring rangkaian kebijakan pemerntah ya­ng semakin pro-investasi. Per­pan­ja­ng­an insentif pajak hingga 2027, perluasan ak­ses pembiayaan lewat KUR Perumahan dise­but sebagai pendorong besar yang be­lum pernah terjadi sebelumnya.

Ketua Himpera Ari Tri Priyono m­e­ng­atakan namun demikian, masih terdapat se­jumlah tantangan signifikan, mulai dari ke­tidaksinkronan kebijakan antara pusat dan dae­rah, moratorium lahan sawah yang me­me­ngaruhi ketersediaan lahan, hingga ma­sa­lah kelayakan kredit (SLIK) akibat ta­gih­an paylater yang nilainya sangat kecil. bisn/mb06

 

Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper