
BANJARMASIN – PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Banjarmasin mendukung upaya pemerintah dalam melestarikan warisan budaya lokal “kain Sasirangan”.
Dukungan itu dengan cara merangkul sejumlah anak muda seperti kawan disabilitas, mahasiswa negeri dan swasta dalam program Pertadaya (Pertamina Berdaya Disabilitas Berkarya) yang fokus pada produksi ” Kain Sasirangan”.
Integrated Terminal Banjarmasin Andi Indrawan mengatakan, program ini sebagai pemberdayaan sahabat tuli yang terdiri 25 orang anggotanya. Program telah berjalan semenjak tahun 2021 dan sekarang memiliki 2 tempat sekretariat, yaitu di Sasana Krida Karang Taruna kota Banjarmasin di Kelurahan Alalak dan di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial kota Banjarmasin.
”Sasirangan Academy 3.0 ini memiliki tujuan melestarikan warisan budaya agar warisan ini tidak luntur oleh perkembangan zaman. Program ini dapat meningkatkan rasa percaya diri teman disabilitas melalui Program Pertadaya,” kata Andi.
Selanjutnya, program Pertadaya berkolaborasi dengan Sandi Agustinus dari Kantan Sasirangan, melakukan giat “Sasirangan Academy 3.0”, Wetland Square, pada Juni 2024 tadi.
“Kegiatan ini untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman baru bagi muda-mudi dan komunitas se-Kota Banjarmasin agar lebih cinta dan peduli dengan warisan asli Kalimantan Selatan yakni kain “Sasirangan”, “ujarnya.
Kegiatan kali ini juga mengajak 83 orang anak muda yang terdiri dari berbagai kalangan, termasuk dari mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Poltekkes Kemenkes Banjarmasin, Universitas Sari Mulia dan lain sebagainya serta dari komunitas lokal termasuk dari pekerja beberapa perusahaan di Kota Banjarmasin turut ikut dalam kegiatan tersebut.
Peserta dilatih mulai dari proses menggambar pola, menjahit manual dengan jarum, menyisit jahitan yang sudah jadi, kemudian pewarnaan dan terakhir proses pendedelan jahitan yang sebelumnya sudah di warnai.
“Proses pembuatan “Sasirangan” perlu dilakukan dengan hati-hati dan penuh ketelatenan, karena jika salah satu proses tidak dilakukan dengan baik, akan berpengaruh pada hasil yang diinginkan,” ujarnya.
Dira, peserta dari Universitas Muhammadiyah Banjarmasin mengatakan, kegiatan ini telah memberikan pengalaman baru baginya. “Saya juga bisa mengenal kawan tunarungu yang sudah terampil dalam membuat Sasirangan, jika ada kegiatan seperti ini lagi saya mau ikut kembali,”ujarnya. via