
BANJARBARU – Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) H Suripno Sumas SH MH melakukan Sosialisasi Perda (Sosper) tentang makanan bergizi untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming.rds
Pada sosper kali ini, Suripno menghadirkan tiga narasumber terkait dengan program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yakni Ketua Pengda Perkumpulan Promotor dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat Indonsia (PPKMI ) Kalsel H Mursidi,Dosen Fakultas Pertanian ULMDr Untung Santoso, Gurubesar Fakultas Kedokteran dan ilmu Kesehatan ULM Prof Dr dr Triawanti dan Wakil Dekan III Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM Dr Indira Fitriliani.
Program ini diluncurkan untuk mendukung salah satu dari delapan misi Asta Cita, yaitu memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM). Dalam pelaksanaannya, MBG bertujuan untuk mengatasi masalah gizi buruk dan stunting di Indonesia, sekaligus mendukung tumbuh kembang anak-anak, kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui, serta meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air.
Terkait dengan hal tersebut, Suripno menjelaskan dari segi ilmiah, bahwa makanan bergizi kepada pelajar itu baru 30 persen menunjang untuk stunting.”Kalau ingin menekan stunting sesuai program pemerintah itu ialah dimulai dari usia dini dari ibu yang sedang hamil,” ujar Suripno bertempat di Auditorium pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarbaru, Kamis (23/1) pagi.
Karena dengan program makanan bergizi bagi ibu hamil sampai usia bayi 2 tahun berarti 70 persen tingkat menekan stunting itu lebih efektif.Ketua Fraksi PKB DPRD Kalsel itu mendukung penuh program nasional makan bergizi gratis.
“Tetapi secara teknis sebaiknya program ini juga diperuntukkan kepada ibu hamil,” jelasnya.
Sementara, Mursidi, salah satu narasumber pada sosper ini menyebutkan program nasional tentang makan bergizi gratis ini luar biasa.”Tapi ini perlu dipastikan mencapai tujuan yang ingin dicapai dari aspek gizi dan aspek kemiskinan. ini perlu pemetaan lebih awal,” katanya.
Ia juga mengatakan, sudah kebiasaan makan kita itu 96,7 persen tidak makan sayur dan buah.”Nah ini ancaman keberhasilan MBG dan ini juga perlu dukungan dari pemerintah provinsi dengan perlu satuan tugas komunikasi perubahan perilaku yang memastikan program pemerintah pusat ini mencapai tujuan yang diinginkan,” katanya. Rds