BANJARMASIN – Debat Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin 2024 dinilai tak memberikan jawaban yang memuaskan bahkan kurang greget bagi sejumlah kalangan.
Salah satu perwakilan dari akademisi Perguruan Tinggi yakni Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) mengaku tak cukup puas dengan pertanyaan dan jawaban para paslon, baik itu dari debat pertama dan debat kedua yang digelar oleh KPU Banjarmasin.
Ketua Umum HMI Kota Banjarmasin, Muhammad Arief Rahim mengatakan, subtansi pertanyaan para panelis dan jawaban paslon juga tak ada yang menyinggung peran kepemudaan. Padahal ketiga paslon semuanya menggandeng pemuda sebagai tim relawan.
“Dilihat dari tiga paslon membangun tim relawan dengan pemuda tetapi ini subtansi yang lebih keras membangun dan menciptakan citra pemuda bagi kami tidak ada,”ujar Arif, usai menyaksikan debat Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin, di Gedung Chandra, Rabu (6/11) malam
Selain itu baik pertanyaan maupun jawaban paslon juga tak mengena. Jawaban yang diberikan terlalu umum, sehingga subtansi untuk membangun Kota Banjarmasin kurang memberikan informasi bagi masyarakat. “Misalnya membahas soal sampah, kami semua tahu itu sampah namun mestinya dibahas bagaimana kenapa sampah itu ada dan bagaimana penanganannya yang baik,” tuturnya.
“Bagi kami para pemuda juga tak mengena bagi kami, karena debat jika tidak ada yang dikritisi. Kami menginginkan ada debat tandingan yang dilaksana oleh pemuda. Debat ini sepertinya debat pertama dengan diselenggarakan pemuda. Karena bagi kami jika debat diselenggaranan oleh penyelenggaran kami rasa terbatas. Bahkan ada soal yang dilontarkan bisa saja bocor,” katanya.
Pihaknya segera membuat dan menyusun program dan mengundang tiga paslon untuk bisa berdialog bersama para pemuda. “Pokoknya secepatnya sebelum masa kampanye habis, karena kami pemuda ingin jawaban paslon yang tegas, spontan dan pure sehingga kita juga bisa tahu siapa yang berkualitas,” katanya. via