
BANJARMASIN – Selama triwulan I (Januari-Maret) 2024, telah terjadi sebanyak 35 kasus bencana alam di Provinsi Kalimantan Selatan meliputi banjir dan angin puting beliung, tanah longsor dan gempa bumi.
“Dari 35 kali bencana alam di Kalsel triwulan I tersebut terbanyak bencana banjir sebanyak 16 kali,” kata Kabid Penanganan Bencana pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel, H Achmadi, SSos, di Banjarmasin, Kamis (4/4).
Menurut Madi (sapaan akrabnya), dari 16 kali banjir tersebut terbanyak di Kabupaten Barito Kuala (Batola) empat kali, disusul Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) tiga kali.
Selain itu, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kabupaten Tapin dan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) masing-masing dua kali, serta Kabupaten Banjar, Tabalong dan Kota Banjarbaru masing-masing satu kali.
Tahun 2024 ini, kata Madi, selama triwulan I ini Kalsel juga digoncang gempa bumi sebanyak lima kali meliputi Kabupaten Tapin dua kali dan masing-masing sekali di Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu).
Kemudian, bencana alam angin puting beliung sebanyak sembilan kali, terbanyak di Kabupaten Batola empat kali, disusul Kabupaten Tala dua kali dan masing-masing satu kali di Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar.
Sedangkan bencana alam tanah longsor selama triwulan I 2024 terjadi lima kali yakni dua kali di Kabupaten Banjar dan masing-masing satu kali di Kabupaten Banjar, Kabupaten HST dan Kabupaten Tanbu.
Akibat bencana alam hingga triwulan I 2024 itu, kata Madi, menyebabkan 19.183 kepala keluarga (KK) atau 59.136 jiwa terdampak dan tidak ada korban meninggal dunia.
Akibat bencana alam itu, lanjut Madi, menyebabkan 157 buah rumah penduduk rusak berat, tujuh buah rusak sedang dan 29.904 buah rusak ringan.
Kerugian yang dialami akibat bencana alam di Kalsel hingga triwulan I tersebut ditaksir mencapai Rp153,190 miliar, terbesar dialami Kabupaten HST sekitar Rp79,070 miliar dan Kabupaten Tabalong ditaksir Rp60,110 miliar.
Selain itu, kerugian yang cukup besar juga dialami Kabupaten Batola sekitar Rp7,425 miliar, Kabupaten Tanbu sekitar Rp4,805 miliar, Kabupaten Tapin Rp915 juta, Tanah Laut (Tala) Rp525 juta dan Kota Banjarbaru Rp240 juta.
Dalam kesempatan itu, Madi berharap masyarakat terutama di kawasan yang rawan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan gempa bumi agar tetap waspada, mengingat ada sejumlah daerah di Kalsel yang kondisi alamnya terbuka. ani