
BENCANA banjir lima kali melanda Kabupaten HSTdalam satu bulan terakhir, karena luapan Kali Benawa dan sungai lainnya yang berhulu di kawasan Pegunungan Meratus.
Ketua Posko Meratus di Kecamatan Hantakan HST Kasman Susanto, Minggu (14/1), mengatakan, sejak pertengahan Desember 2023 hingga 13 Januari 2024 sudah lima kali Kali Benawa meluap atau banjir melanda beberapa wilayah di kabupaten tersebut.
“Namun lima kali banjir dalam satu bulan terakhir tidak sedahsyat atau dampaknya separah bencana serupa pada Januari 2021. Kecuali 7 Desember 2023 kembali menghanyutkan jembatan gantung Desa Alat Hantakan,” ungkapnya.
Menurutnya, mseki lima kali banjir, keadaan daerah lintasan atau sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Kali Benawa relatif aman, kecuali persawahan yang terendam tetapi tidak terlalu lama.
Bencana banjir tidak terbendung kala hujan dengan intensitas tinggi karena lingkungan hidup kawasan Meratus jauh berbeda keadaannya sebelum tahun 1970-an yang masih banyak hutan perawan.
“Sebagai sebab akibat dari kegiatan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) serta pembalakan atau penebangan secara liar (Bangli) dan ditambah aktivitas lain, kawasan hutan Meratus HST tidak bisa berfungsi maksimal lagi sebagai kawasan tangkapan air hujan,” ujarnya.
Ia berharap agar pemerintah bersama masyarakat kembali menggalakkan penghutanan (reboisasi), tidak cuma sekedar gerakan penghijauan.
“Kita mengapresiasi adanya peraturan daerah (perda) tentang Gerakan Revolusi Hijau, yang salah satu tujuannya untuk perbaikan lingkungan yang telah rusak seperti pada kawasan Pegunungan Meratus. Tetapi hal tersebut betul-betul jalan,” pungkasnya.
Sebagai catatan, usai Januari 2021, banjir besar melanda Bumi Murakata pada November 2022. Kemudian, pada 7 Desember 2023 kembali menghanyutkan jembatan gantung Desa Alat Hantakan yang baru lima hari selesai perbaikan.
Pada Januari 2024 atau hingga 13 Januari, banjir sekitar lima kali melanda beberapa wilayah Bumi Murakata HST karena luapan air Kali Benawa, Sungai Layuh Kalibaru Kecamatan Batu Benawa.ant