Mata Banua Online
Selasa, November 18, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Cenderung Turun

by matabanua
10 Oktober 2023
in Banjarmasin, Kotaku
0
D:\2023\Oktober 2023\11 Oktober 2023\5\hal 5\hal 5\Adi Santoso.jpg
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kalsel Adi Santoso. (foto:mb/ist)

 

BANJARMASIN – Kasus kekerasan perempuan dan anak di Kalimantan Selatan terus menjadi perhatian pemerintah. Berbagai upaya dilakukan agar tren kekerasan kepada perempuan dan anak, baik di lingkungan keluarga ataupun sekitar tempat tinggalnya tidak terjadi lagi.

Berita Lainnya

D:\2025\November 2025\18 November 2025\5\hal 5\Ribuan PPPK Paruh Waktu Kota Banjarmasin resmi terima SK.jpg

Positif Psikotropika, 4 SK PPPK Paruh Waktu Dibatalkan

17 November 2025
D:\2025\November 2025\18 November 2025\5\hal 5\Nuriah dan Alfisah, Dua guru honor SD di Banjarmasin.jpg

Lebih 10 Tahun Mengabdi, Guru Honor Terima SK PPPK

17 November 2025

Seperti yang diungkapkan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kalsel Adi Santoso, pada 2023 ini terjadi penurunkan tren kasus kekerasan perempuan dan anak ataupun kekerasan dalam rumah tangga.

Jika mengacu pada laporan data yang masuk, kasus kekerasan di tahun 2023 sebanyak 361 kasus. Itu terdiri dari 318 kasus terhadap perempuan dan 85 kasus pada laki-laki.

“Dibandingkan tahun 2022 lalu, kasus kekerasan ada sebanyak 616 jiwa. Jika dirincikan, 532 kasus kekerasan terhadap perempuan dan 139 kasus pada laki-laki,” tutur Adi, saat penilaian kampung hijau baru-baru ini.

Menurutnya, upaya penanganan untuk menekan kasus kekerasan perempuan dan anak bisa dikatakan mulai dimengerti masyarakat.

“Artinya upaya kita seperti pemberian edukasi kepada keluarga-keluarga berhasil,” ucap Adi Santoso.

Tidak hanya itu, dengan berbagai edukasi yang diberikan secara perlahan masyarakat juga mulai mengubah pola asuh anak yang lebih baik.

Begitu juga keterlibatan masyarakat terhadap tindak kekerasan, turut menyumbang pengurangan kasus kekerasan selama ini.

“Jadi peran masyarakat melalui pembentukan lembaga Forum Anak Daerah yang punya peran dua yakni pelopor dan pelapor, dan kesadaran masyarakat untuk segera melapor juga sangat besar,” katanya.

Menurutnya, peran Forum Anak Daerah untuk melaporkan dan memediasi kasus kekerasan juga turut memberikan peran besar agar penanganan korban kekerasan bisa berjalan dengan baik.

Selain itu, kehadiran lembaga Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) berjalan bagus sehingga sejak dini sudah bisa mengidentifikasi potensi dari korban-korban tindak kekerasan.

“Mungkin upaya ini yang membuat kasus kekerasan di tahun 2023 cenderung turun,” jelas Adi. via

 

 

Tags: Adi SantosoKekerasan Perempuan dan AnaKepala DP3A Kalsel
Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper