BANJARBARU – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan terus bergerak dalam upaya pemadaman titik api akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Sebagaimana yang terus disampaikan Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor atau akrab disapa Paman Birin dalam menghadapi kahutla, semua pihak/stakeholder harus bersama-sama bergotong royong dapat memadamkan titik api.
Dari total seluas 1.100 hektare lahan yang rawan kebakaran di kawasan sekitar Bandara Syamsudin Noor yang termasuk ring 1 Karhutla di Kalsel, sekarang tersisa sekitar 790 hektare yang harus terus dijaga dan dibasahi.
Menyelesaikan itu, Pemprov Kalsel terus bergerak secara maraton dengan melakukan rapat sinergi dengan TNI/Polri, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin.
“Penanganan Kahutla dan kabut asap ini harus sinergi dengan semua pihak dan diperlukan strategi penanganan. Selain bertepatan dengan El Nino, tahun ini titik api juga lebih banyak,” kata Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar saat memimpin rapat sinergi di Posko Karhutla Guntung Damar, Landasan Ulin, Banjarbaru, Rabu (4/10) pagi.
Roy menyebut, dalam penanganan Kahutla ini agar lebih efektif, agar ada tanggung jawab lokasi. Baik itu yang ditanggung Pemprov, TNI/Polri, relawan, Pemkot Banjarbaru, Pemkab Banjar serta Kota Banjarmasin.
“Kita harus berbagi untuk penanggungjawabnya agar efektif dan berapa personel, peralatan hingga kebutuhan logistik serta suplemen untuk petugas,” ungkap Roy.
Sementara itu, Dandim 1006 Martapura, Letkol Zulkifer memaparkan pembagian zona penanganann Kahutla akan dibagi enam sektor meliputi sektor SPBU A, Sektor SPBU C, Sektor SPBU L, Sektor Hutan Lindung, Sektor Kabupaten Banjar dan Sektor Banjarbaru.
“Pembagian sektor ini lengkap dengan jumlah alat, personel hingga kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) yang dibutuhkan,” kata Zulkifer.
Berbagai alat yang dibutuhkan dan disiapkan disetiap zona meliputi mesin domping, mesin apung, mesin portabel hingga terpal bak penampungan.
Zulkifer menyebut, rencana aksi yang sudah dirumuskan ini memperhatikan situasi karhutla yang terjadi pada 2-3 bulan terakhir di ring 1 kawasan bandara.
“Ada dua jenis penanganan pada ring 1 bandara sifatnya permanen, karena lahannya gambut, sedangkan penanganan pada tempat lainnya sifatnya insedetil,” terangnya.
Menyikapi rencana aksi dengan dibagi pada beberapa titik itu, Pemkab Banjar, Pemko Banjarbaru dan Pemko Banjarmasin siap untuk mendukung.
“Kami siap dengan rencana aksi ini, baik personel dan lainnya. Posko kami di wilayah Cindai Alus dan kita tetap koordinasi dengan posko induk di wilayah bandara ini,” kata Hilman, Sekda Kabupaten Banjar.
Sekdako Banjarbaru, Said Abdullah menyampaikan, pihaknya selama ini terus bekerja dalam upaya pemadaman titik api dan juga menyambut baik ada pembagian tanggung jawab agar lebih fokus.
“Insya Allah kami siap, dari segi dana, personel dan alat., sedangkan terkait status menjadi darurat, sudah disampaikan ke Walikota Banjarbaru,” kata Said Abdullah.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Banjarmasin, Husni Thamrin menyatakan siap mengikuti rencana aksi yang dilakukan Pemprov Kalsel.
Selepas rapat simulasi strategi penanganan Kahutla itu, Sekdaprov mengajak meninjau titik-titik yang akan dijadikan posko, termasuk juga meninjau aliran sungai yang nantinya dijadikan sumber untuk upaya pemadaman titik api. mul/adpim/ani