AMUNTAI – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), atau Indonesia Eximbank meresmikan Desa Devisa Kerajinan Kembang Ilung di Desa Banyu Hirang, Kecamatan Amuntai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).
Program Desa Devisa Kerajinan Kembang Ilung ini, merupakan proyek kolaborasi LPEI, bersama Direktorat Jendral Kekayaan Negara (DJKN) Kemenkeu dan Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Selatan.
Kerjasama bertajuk pendampingan desa devisa, menitikberatkan pada proses pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan potensi komoditas ekspor sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, Sofyan Irianto Naibaho mengatakan, tugas utama LPEI adalah meningkatkan tensi ekspor global. Dalam program Desa Devisa ini, LPEI akan berperan memberikan pendampingan, pembiayaan, penjaminan dan asuransi.
Sebagai penggagas program, Sofyan mengatakan, LPEI siap mendorong pengembangan Desa Devisa Kerajinan Kembang Ilung menuju pasar dunia.”Berdasarkan informasi, produk kerajian disini (di HSU) sudah bagus dan siap untuk di ekspor,” Ujarnya
Sofyan menambahkan, LPEI akan memberikan dukungan berupa pendampingan, pelatihan, serta bantuan dalam menjalankan proses business matching, mengakses pasar global melalui marketplace, dan mengikuti pameran bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ingin melakukan ekspor ke pasar internasional.
“Dalam waktu dekat, kita akan berusaha produk Desa Devisa pengrajin disini (HSU) bisa masuk ke pasar internasional,” harapnya.
Ia juga berpesan, kepada para pengrajin agar terus menjaga kualitas produk yang akan diekspor, dengan harapan dapat meningkatkan jumlah produksi kerajinan secara signifikan.
Karena pengalaman kami terhadap desa-desa devisa lain adalah, pada saat ekspor perdana, itu masih bagus produknya. Namun pada ekspor kedua mulai mengalami penurunan kualitasnya, sebutnya.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan HSU, Akhmad Rijani mengaku, bersyukur di Kabupaten HSU masih banyak potensi alam yang bisa menjadi pendapatan masyarakat setempat.
Dengan hadirnya program pendampingan Desa Devisa, ia berharap bahwa potensi alam yang ada dapat dimaksimalkan lebih baik untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Program ini akan mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang fokus pada ekspor.
Desa Devisa merupakan langkah yang penting dalam meningkatkan kualitas masyarakat kita dengan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki desa serta membuka lapangan kerja dan meningkatkan industri lokal, katanya.{[suf/mb03)