BANJARMASIN – Bertahun-tahun warga yang bermukim di kawasan Sungai (Sei) Andai telah merasakan kemacetan parah, terutama pada jam-jam sibuk pagi dan sore hari. Ini, perlu ada solusi agar segera dapat diatasi.
Akses jalan pemukiman padat penduduk dengan tumbuh suburnya komplek perumahan oleh perusahaan properti ini.
Berdasar data Banjarmasinkota.go.id pada 2014-2015, total penduduk di Kelurahan Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara itu awalnya hanya 23.470 jiwa sempat naik menjadi 24.173 jiwa yang bermukim di 66 rukun tetanga (RT) dan 4 rukun warga (RW).
Ternyata, total penduduk Sungai Andai terus tergerek naik dan kian padat pada 2020, tercatat ada 30.092 jiwa, dengan formasi; 15.186 laki-laki dan 14.906 perempuan, menjadikan terpadat di Banjarmasin Utara, di samping Kelurahan Alalak Utara dengan 21.611 jiwa tersebar di 70 RT dan 4 RW, berdasar data Agregat Kependudukan Kota Banjarmasin Semester II Tahun 2020.
Tak mengherankan dengan populasi penduduk terpadat itu, Sungai Andai pun menjadi kawasan ‘paling macet’ di Banjarmasin, bahkan kabarnya mengalahkan kawasan Kelayan yang sebelumnya merupakan pemukiman terpadat.
“Produktivitas warga pasti akan berkurang akibat waktu yang terbuang dalam perjalanan, termasuk membuat mood masyarakat menjadi buruk, belum lagi polusi udara dengan segala dampaknya akibat kemacetan saban hari di Sungai Andai,” kata anggota Komisi III DPRD Kota Banjarmasin, Hendra kepada jejakrekam.com, Minggu (20/8).
Menurut dia, masalah kemacetan ‘gila-gilaan’ yang dihadapi warga Sungai Andai, terutama pada jam sibuk seperti pagi dan sore hari waktu berangkat kerja, sekolah atau pulang bekerja atau sekolah atut segera dituntaskan.
Titik kemacetan itu saat berada di persimpangan Jalan Sultan Adam-Pangeran Hidayatullah untuk akses masuk dan keluar ke Sei Andai. Termasuk, jalan-jalan tikus yang selama ini juga padat dengan kendaraan bermotor.
“Pemko Banjarmasin harus jeli melihat, mendalami dan menentukan prioritas dalam mengatasi permasalahan kota,” ucap Sekretaris Fraksi PKS DPRD Banjarmasin ini.
Hendra menyebut paling tidak ada 3 penyebab kemacetan di Sungai Andai. Yakni, infrastruktur jalan yang relatif sempit dengan geometri simpang yang terhalang bangunan.
“Pertumbuhan kendaraan pribadi yang signifikan. Kemudian, belum maksimalnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi aturan lalu lintas,” kata akademisi Fakultas Ekonomis Bisnis Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin ini.
Sebagai anggota DPRD Kota Banjarmasin dari dapil Banjarmasin Utara, ia mengharapkan agar masalah kemacetan di Kelurahan Sei Andai ini segera dituntaskan.
Dia menjanjikan pada anggaran APBD Perubahan 2023 nanti akan diusulkan sebagai solusi jangka pendek dengan memperbaiki geometri simpang, menata bangunan dan melebarkan jalan.
“Kami juga mengusulkan agar di Sei Andai ada trek transportasi publik yang representatif, agar bisa membantu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi,” imbuh Hendra. jjr