
BANJARMASIN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalimantan Selatan (BPBD Kalsel) menyebutkan, sebanyak 4.345 titik api terdeteksi terkait kebakaran hutan dan lahan (kathutla) di provinsi setempat sejak Juni hingga Agustus 2023.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi Penanganan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Kalsel hingga Minggu (6/8), menunjukkan luas peristiwa karhutla mencapai 1.170,89 hektare dengan ribuan titik api yang menyebar pada 13 kabupaten/kota.
“Kota Banjarbaru masih mendominasi peristiwa kebakaran hutan dan lahan,” kata Kepala BPBD Kalsel Raden Suria Fadliansyah, Minggu (6/8) malam.
Namun, lanjut dia, BPBD Kalsel mencatat Kota Banjarbaru tidak terlalu banyak terdeteksi sumber panas (Hotspot) yang mencapai 164 titik api, meskipun peristiwa karhutla hampir terjadi setiap hari. “Kota Banjarmasin paling minim peristiwa karhutla,” ucapnya.
Ia menyebutkan, luas karhutla di Kota Banjarbaru mencapai 464,94 hektare, di suusl terluas kedua di Kabupaten Tanah Laut sekitar 279,13 hektare, dan Kabupaten Banjar dengan luas karhutla kurang lebih 223,8 hektare.
Ketiga area yang berdekatan tersebut menjadi wilayah paling rentan terjadi karhutla dengan luas total 967,87 hektare, dan jumlah sumber panas sekitar 1.605 titik api.
Sementara, data yang tercatat, kebakaran lahan sebanyak 401 kali dengan luas terdampak mencapai 1.082,19 hektare, sedangkan kebakaran hutan sekitar 21 kali dengan luas terdampak 88,7 hektare.
Sebelumnya, Suria menyebutkan BPBD Kalsel telah mendapatkan bantuan sebanyak enam unit helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menangani karhutla di wilayah yang sulit dilalui oleh satgas darat.
Satuan tugas (satgas) karhutla mampu menangani kebakaran lahan dan hutan sekitar 1.170,89 di Kalsel.
Data tersebut belum termasuk peristiwa karhutla yang tidak dapat ditangani petugas, karena wilayah yang tidak terjangkau akibat lokasi titik api sulit dilalui lewat darat sebelum tiba bantuan helikopter untuk menanggulangi karhutla. ant