TANJUNG – Kabupaten Tabalong berhasil menurunkan angka inflasi sebesar 1,06 persen dari yang semula berada di angka 4,70 persen di bulan April, menjadi 3,64 persen pada Mei ini.
Data tersebut berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik, yang menyebutkan terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 112,87 pada Mei 2022 menjadi 116,98 pada Mei 2023.
Ketua Tim Statistik Harga BPS Tabalong Dessy Perdana mengatakan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga pada bahan pokok.
“Kenaikkan sebagian besar bahan pokok seperti beras, telur ayam ras, tarif air minum, BBM, serta tarif transportasi angkutan sangat berpengaruh pada inflasi,” ujarnya, Senin (12/6).
Sedangkan komoditas lain yang menahan laju inflasi, di antaranya minyak goreng, daging ayam ras, cabai rawit, bawang merah, cabai merah, ikan, layang, dan ikan patin.
Dengan adanya intervensi dari pemerintah daerah dan pemerintah provinsi berupa pasar murah hingga subsidi sejumlah bahan pokok, menjadi salah satu faktor penurunan angka inflasi di bulan Mei 2023.
“Sangat mempengaruhi. Karena dengan adanya pasar murah, permintaan di pasar jadi menurun. Jadi masyarakat yang biasanya ke pasar, dengan adanya pasar murah sudah tercukupi kebutuhannya. Permintaan ke pasar pun akan semakin sedikit, dan bisa menahan harga untuk tidak naik,” katanya.
Dessy berharap, inflasi dapat terus terkendali sehingga harga kebutuhan masyarakat tidak terlalu meningkat.
Selain itu, dengan inflasi yang terkendali, masyarakat menjadi tidak dibebani dengan kebutuhan, tetapi pedagang pun tidak dirugikan dengan harga kebutuhan yang turun.
“Saat ini, Kabupaten Tabalong tercatat kembali masuk dalam 10 kabupaten dengan inflasi terendah se-Indonesia,” ucapnya.
Data ini berdasar dari data Kementerian Dalam Negeri terkait kondisi inflasi provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia pada bulan Mei 2023. tal