
KULON PROGO – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) meyakini ketersediaan beras nasional menjelang Ramadhan 2023 mencukupi. Syahrul mengeklaim hampir seluruh wilayah di Indonesia sudah memasuki panen raya padi. “Ketersediaan beras aman. Saat ini mulai panen di mana-mana,” kata Syahrul seusai melakukan kunjungan kerja di Peternakan Rajendra Farm di Ngargosari, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Terkait kenaikan harga pangan dari sektor pertanian, SYL mengatakan, Kementan fokus pada ketersediaan pangan, khususnya beras. “Bahwa kenaikan harga dan lainnya, tentu semua pihak harus ikut terlibat bersama-sama,” katanya.
Pada Selasa, Mentan juga menghadiri panen raya padi di Desa Caturhajo, Kabupaten Bantul, DIY. Dalam kesempatan itu, dia kembali menekankan bahwa panen padi di seluruh daerah di Tanah Air makin masif dari hari ke hari.
Menurut Syahrul, dapat dikatakan bahwa tidak ada lagi hari tanpa panen komoditas pokok tersebut di hampir semua daerah. Pada bulan ini, ujar dia, ada lebih dari satu juta hektare lahan padi yang siap panen.
“Memasuki Februari ini saja ada kurang lebih 1,9 juta hektare di seluruh Indonesia yang siap panen. Di Bantul sendiri saja saat ini ada kurang lebih 5.000 hektare siap panen,” katanya.
Dia menambahkan, di seluruh DIY, ada ratusan ribu hektare sawah yang siap panen pada Februari, Maret, dan April. “Alhamdulillah kondisi alam kita cukup bersahabat dalam musim tanam kali ini dan kita memasuki masa panen di Februari-Maret dan kemudian musim panen di Maret-April,” katanya.
Mentan berharap hasil panen padi pada musim 2023 di semua daerah maksimal dan mampu mendukung ketersediaan beras nasional untuk swasembada pangan.
“Kita berharap produksi ini segera terproses di semua penggilingan, dari penggilingan tentu akan menuju pasar dan tentu saja kita berharap ketersediaan di seluruh Indonesia cukup,” katanya.
Jawa Tengah sebagai salah satu lumbung pangan menyiapkan strategi pengaturan pola tanam untuk mendukung suplai dan ketersediaan stok komoditas pangan. Hal ini menjadi bagian dari upaya menekan inflasi yang disebabkan harga komoditas pangan strategis seperti beras.
Hal tersebut ditegaskan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo seusai memimpin rakor dan evaluasi produk tanaman pangan dan hortikultura, di kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah, Ungaran, Kabupaten Semarang.
Dari rakor dan evaluasi itu terungkap sejumlah permasalahan. Salah satu masalah yang berhasil teridentifikasi dari sektor tanaman pangan ini adalah luas panen yang memang tidak merata di Jawa Tengah.
Upaya-upaya untuk menjawab persoalan tersebut harus segera dilakukan agar persoalan yang sama tidak terjadi pada kemudian hari. “Strategi yang harus disiapkan dengan mengatur pola tanam untuk mengontrol suplai dan ketersediaan komoditas beras,” kata Ganjar. rep/mb06