Rabu, Juli 2, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Kematian Seseorang Bisa Diprediksi Kuat dari Kebiasaan Tidurnya

by matabanua
12 September 2022
in Mozaik
0
D:\Data\2022\September 2022\1309\11\Halaman 1-11 Selasa\kemantia.jpg
(Foto:mb/web)

Tinjauan studi terkini mengungkap kaitan antara kebiasaan tidur seseorang dengan kapan dia akan meninggal dunia. Menurut temuan tersebut, kebiasaan tidur bisa menjadi prediktor terkuat kematian.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Digital Medicine itu meninjau 12 ribu studi yang menyelidiki karakteristik individu saat tidur. Itu termasuk gerakan dagu dan kaki, pernapasan, serta detak jantung.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\2 Juli 2025\11\Halaman 1-11 Rabu\masak.jpg

Masak Sambal Bikin Bersin, Ini Trik Jitu Mengatasinya

1 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\2 Juli 2025\11\Halaman 1-11 Rabu\5 manfaat.jpg

5 Manfaat Tidur Siang Pendek Menurut Riset Kesehatan

1 Juli 2025
Load More

Para ilmuwan mengembangkan sistem menggunakan pembelajaran mesin untuk memprediksi “usia tidur” seseorang. Mereka mengidentifikasi variasi tidur yang paling erat kaitannya dengan kematian.

Usia tidur, kata mereka, adalah perkiraan usia seseorang berdasarkan karakteristik tidur yang terkait dengan kesehatannya. Penelitian sebelumnya telah mendokumentasikan bahwa tidur adalah salah satu hal yang kerap terkendala banyak gangguan.

Tim peneliti memberikan contoh pasien dengan penyakit Parkinson. Dalam kebanyakan kasus pasien, cenderung mengalami gangguan tidur sekitar lima hingga 10 tahun sebelum gejala lain muncul.

Menilai fitur yang berbeda dari tidur individu, studi baru menemukan bahwa fragmentasi tidur adalah “prediktor terkuat” kematian. Fragmentasi tidur merupakan kondisi ketika seseorang terjaga sejenak beberapa kali di malam hari tanpa mengingatnya.

Menurut analisis para peneliti dalam studi, gangguan tidur semacam itu berbeda dengan kondisi ketika seseorang menyadari bahwa mereka terjaga. Kondisi pembanding biasa dilaporkan pada pengidap gangguan tidur seperti insomnia dan sleep apnea.

Menggunakan perbedaan antara usia kronologis seseorang dan usia tidurnya, para peneliti kemudian memprediksi kematian mereka. Itu berdasarkan asumsi bahwa usia tidur yang lebih tua merupakan indikator masalah kesehatan.

Usia tidur yang lebih tinggi sebagian besar tercermin dalam “peningkatan fragmentasi tidur” yang bisa dijadikan penanda kesehatan. Namun, para ilmuwan belum mengetahui bagaimana fragmentasi tidur bisa terkait dengan risiko kematian.

“Menentukan mengapa fragmentasi tidur sangat merugikan kesehatan adalah sesuatu yang kami rencanakan untuk dipelajari di masa depan,” ujar salah satu peneliti, Emmanuel Mignot dari Stanford University, seperti dikutip dari laman Independent, Jumat (9/9/2022).web

 

 

Tags: InsomniaKematiansleep apnea
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA