Kamis, Juli 3, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Survei: Minyak Goreng Mahal, Warga Pilih Kurangi Menggoreng

by matabanua
28 Juli 2022
in Ekonomi & Bisnis
0

JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan warga mengubah cara memasak sehari-hari setelah harga minyak goreng kemasan melonjak beberapa bulan terakhir.

Peneliti BRIN Yuda Bakti menjelaskan warga memutuskan untuk lebih banyak masak dengan merebus atau cara lain demi menekan penggunaan minyak goreng. Hal ini terungkap setelah BRIN melakukan survei.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\4 Juli 2025\7\7\hal 7 - 2 klm (KIRI).jpg

Skema LPG 3 Kg Satu Harga Mirip Pertamax

3 Juli 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

DPR Sebut Beras Stok Lama Bulog Berkutu

3 Juli 2025
Load More

Dari total 537 orang yang disurvei, kata Yuda, responden mengaku mengurangi penggunaan minyak goreng dengan mengubah metode masak menjadi merebus, menguku, atau memanggang. Pilihan jawaban itu mendapatkan indeks 3,44 dari skala satu sampai lima.

“Paling banyak dipilih pemenang adalah mereka mengubah metode memasak dengan merebus, atau memanggang,” ujar Yuda dalam webinar Dilema Minyak Goreng Sawit, Kamis (28/7).

Namun, responden yang tetap menggunakan minyak goreng meski harga mahal juga cukup tinggi. Pilihan jawaban itu mendapatkan indeks 3,16.

Yuda mengatakan mengubah metode memasak bukan menjadi alternatif utama bagi responden yang ingin menekan penggunaan minyak goreng.

Beberapa responden mengaku beralih ke minyak goreng non sawit, seperti minyak kanola, kedelai, dan jagung. Pilihan ini mendapatkan indeks 63.

Selanjutnya, responden memilih mengurangi pembelian minyak goreng sawit dengan cara menggunakan minyak beberapa kali. Pilihan ini mendapatkan indeks 2,55.

Kemudian, ada juga responden yang memilih membuat minyak goreng sendiri seperti minyak kelapa. Pilihan ini mendapatkan indeks 2,16.

Sementara, hanya sedikit responden yang memilih beralih ke minyak goreng curah. Jawaban ini memiliki nilai indeks 2,09.

BRIN juga melakukan riset terkait merek minyak goreng kemasan. Hasilnya, merek yang paling dikenal oleh responden adalah Bimoli dengan 498 frekuensi. “Memang yang paling populer adalah minyak goreng Bimoli. Kita tahu Bimoli sudah cukup lama di pasaran,” ujar Yuda.

Selanjutnya, Sania dengan 352 frekuensi, Sunco dengan 312 frekuensi, Filma dengan 307 frekuensi,dan Tropical dengan 276 frekuensi.

Riset BRIN ini dilakukan dengan teknik kuesioner terhadap 537 responden yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Responden yang dipilih adalah WNI berumur 17 tahun ke atas yang pernah membeli minyak goreng kemasan selama April hingga Juni 2022. cnn/mb06

 

 

Tags: Minyak Goreng . BRIN. Peneliti BRIN . Yuda Bakti
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA