
RANTAU – PT Antang Gunung Meratus (AGM) Kabupaten Tapin menyatakan komitmennya memperkuat pengasuhan anak berbasis komunitas melalui program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) yang di inisiasi pemerintah, sebagai langkah pencegahan stunting berkelanjutan.
Site Manager PT AGM Alvensus Sihotang mengatakan, kerja sama dengan BKKBN menjadi bentuk keseriusan sektor swasta dalam mendukung pengasuhan anak sejak dini sebagai fondasi tumbuh kembang.
“Kami ingin menjadi pionir dari pihak swasta yang ikut mendukung program pemerintah, terutama Tamasya,” ujarnya, Senin (17/11).
Menurutnya, stunting bukan hanya masalah gizi atau ekonomi, tetapi juga pengetahuan dan pemahaman orangtua dalam mempersiapkan tumbuh kembang anak.
Ia menyebutkan, PT AGM akan menurunkan tim serta menyiapkan alokasi anggaran untuk mendukung program secara bertahap agar manfaatnya terasa langsung bagi masyarakat sekitar.
“Harapan kami peran perusahaan dan pemerintah bisa berjalan seimbang, sehingga program cepat tercapai, berdampak signifikan, dan memberi manfaat yang lebih besar,” katanya.
Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan Farah Adibah menjelaskan, program Tamasya merupakan turunan dari Surat Edaran Bersama (SEB) Enam Menteri yang menekankan dukungan lingkungan dan sektor industri dalam penyediaan fasilitas pengasuhan anak aman dan terpantau.
“Perusahaan berkinerja lingkungan termasuk yang belum berstatus biru atau hijau tetap dapat mendukung Tamasya. Hampir separuh perusahaan di Kalsel telah memiliki fasilitas penitipan anak dan respons masyarakat cukup positif,” ucapnya.
Ia menyampaikan, PT AGM yang telah berstatus hijau dalam kinerja lingkungan diminta tidak hanya melakukan pendampingan fasilitas penitipan anak yang sudah ada, tetapi juga menggagas pembentukan TPA pada tahun mendatang.
“Pengasuh harus bersertifikat, orangtua memahami tumbuh kembang anak, dan tersedia mekanisme rujukan jika ditemukan masalah. Program dinilai berhasil apabila semua layanan tersebut berjalan,” jelasnya.
Farah menambahkan, pendampingan juga mencakup pemantauan aspek sosial dan psikomotorik anak agar perkembangan tidak terhambat, serta mengurangi risiko keterlambatan adaptasi maupun komunikasi. ant

