
BANJARMASIN – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Kalimantan Selatan (DP3AKB Kalsel) menangani sebanyak 544 korban kekerasan terhadap perempuan dan anak hingga September 2025.
Kepala DP3AKB Kalsel Husnul Hatimah di Banjarmasin, Minggu, mengatakan jumlah korban tersebut berdasarkan data SIMFONI PPA Kalsel dengan jumlah 515 laporan atau kasus yang masuk.
“Dari jumlah tersebut, korban perempuan sebanyak 202 orang, sementara korban anak mencapai 342 orang,” ujar dia.
Husnul menyebutkan bentuk kekerasan yang paling banyak dialami perempuan dan anak adalah kekerasan psikis, seksual, dan fisik.
“Pencegahan menjadi langkah utama yang harus diperkuat dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan,” tuturnya.
Ia pun menegaskan DP3AKB Kalsel berkomitmen untuk terus mendorong upaya-upaya yang bersifat holistik dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, mulai dari edukasi, penguatan regulasi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), hingga layanan perlindungan yang terintegrasi.
Husnul menekankan bahwa upaya perlindungan perempuan dan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat, termasuk orang tua, pendidik, dan tokoh masyarakat.
Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bergandengan tangan, dalam melakukan pencegahan kekerasan dan perlindungan terhadap perempuan dan anak dengan berbagai upaya, salah satunya melalui sosialisasi yang aktif kepada masyarakat.
Dengan berbagai program yang sudah berjalan, dia berharap kesadaran, pengetahuan, dan kepedulian masyarakat meningkat terhadap pentingnya perlindungan perempuan dan anak mulai dari lingkungan rumah, sekolah, dan komunitas.
“Saya mengajak seluruh masyarakat untuk aktif melaporkan setiap bentuk kekerasan. Dengan kerja sama yang kuat, kita yakin dapat mencetak generasi yang lebih baik, perempuan yang berdaya, serta keluarga yang sejahtera,” ujar Husnul. antn, dalam melakukan pencegahan kekerasan dan perlindungan terhadap perempuan dan anak dengan berbagai upaya, salah satunya melalui sosialisasi yang aktif kepada masyarakat.
Dengan berbagai program yang sudah berjalan, dia berharap kesadaran, pengetahuan, dan kepedulian masyarakat meningkat terhadap pentingnya perlindungan perempuan dan anak mulai dari lingkungan rumah, sekolah, dan komunitas.
“Saya mengajak seluruh masyarakat untuk aktif melaporkan setiap bentuk kekerasan. Dengan kerja sama yang kuat, kita yakin dapat mencetak generasi yang lebih baik, perempuan yang berdaya, serta keluarga yang sejahtera,” ujar Husnul. ant

