
BANJARMASIN – Dari Januari hingga Juli 2025, telah terjadi sebanyak 71 kasus bencana alam di Provinsi Kalimantan Selatan meliputi banjir dan angin ribut atau angin puting beliung dan tanah longsor.
“Dari 71 kali bencana alam di Kalsel hingga Juli 2025 tersebut terbanyak angin puting beliung sebanyak 32 kali,” kata Kabid Penanganan Bencana pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel, H Achmadi, SSos, di Banjarmasin, Senin (11/8).
Menurut Madi (sapaan akrabnya), dari 32 kali bencana alam angin puting beliung tersebut terbanyak di Kabupaten Banjar sembilan kali, disusul Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) delapan kali dan Kota Banjarmasin enam kali.
Selain itu, sebut Madi, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) lima kali, Kabupaten Barito Kuala (Batola) dua kali, Kota Banjarbaru dan Kabupaten Tanah Laut (Tala), masing-masing satu kali.
Sementara itu, bencana alam banjir sebanyak 30 kali, terbanyak di Kabupaten Banjar enam kali, Kabupaten Batola lima kali, Kabupaten Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) masing-masing empat kali.
Kemudian, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) tiga kali, Kabupetan HSS dan Kabupaten Tala masing-masing dua kali, Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong masing-masing satu kali.
Sedangkan bencana alam tanah longsor sebanyak 10 kali yakni masing-masing tiga kali di Kabupaten Banjar dan Kabupaten HSS, dua kali di Kabupaten Balangan dan masing-masing satu kali di Kota Banjarbaru dan Kabupaten Tapin.
Akibat bencana alam hingga Juli 2025 itu, kata Madi, menyebabkan 67.643 kepala keluarga (KK) atau 190.766 jiwa terdampak dan dua orang meninggal dunia masing-masing satu di Banjarbaru dan Kabupaten Banjar.
Akibat bencana alam itu, lanjut Madi, menyebabkan tiga buah rumah penduduk rusak berat, 118 buah rusak sedang dan 59.402 buah rusak ringan.
Kerugian yang dialami akibat bencana alam di Kalsel hingga Juli 2025 tersebut diestimasi mencapai Rp129,267 miliar, terbesar dialami Kabupaten Banjar sekitar Rp76,264 miliar, disusul Kabupaten Tala sekitar Rp21,045 miliar.
Selain itu, Kabupaten Batola sekitar Rp13,727 miliar, Kabupaten HSU sekitar Rp11,586 miliar, Kabupaten HSS sekitar Rp1,440 miliar, Kabupaten HST sekitar Rp1,432 miliar, Kabupaten Tapin Rp1,406 miliar dan Kota Banjarbaru Rp1,102 miliar.
Dalam kesempatan itu, Madi berharap masyarakat terutama di kawasan yang rawan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan gempa bumi agar tetap waspada, mengingat ada sejumlah daerah di Kalsel yang kondisi alamnya terbuka. ani

