
JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan stabilitas sektor jasa keuangan (SJK) nasional tetap terjaga, sebagaimana disampaikan dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan yang di gelar beberapa waktu lalu.
Laporan terbaru dari Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukan peningkatan proyeksi pertumbuhan ekonomi global, termasuk Indonesia untuk tahun 2025 dan 2026.
Proyeksi ini membaik berkat aktivitas ekonomi sepanjang semester I tahun 2025 yang melampaui perkiraan, yakni tarif perdagangan Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari estimasi sebelumnya, membaiknya likuiditas global, serta kebijakan fiskal yang tetap ekspansif.
Situasi global juga menunjukkan perbaikan. Ketegangan perang dagang mulai mereda setelah tercapainya kesepakatan tarif antara AS dengan sejumlah negara mitra utama.
Hal ini pun turut mendorong kinerja ekonomi global yang semakin positif, tercermin dari pertumbuhan sektor manufaktur dan perdagangan internasional, serta data pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 dari negara-negara besar seperti AS dan Tiongkok yang melampaui ekspektasi pasar.
Pasar keuangan global pun mencatat penguatan, di tandai dengan menurunnya volatilitas dan meningkatnya minat investor terhadap aset berisiko (risk-on), yang di ikuti dengan masuknya aliran modal ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Dari dalam negeri, permintaan domestik masih terjaga stabil. Hal itu tercermin dari inflasi yang rendah serta pertumbuhan jumlah uang beredar yang terus meningkat.
Di sisi penawaran, indikator menunjukan dinamika yang beragam, neraca perdagangan mencatatkan surplus secara konsisten, cadangan devisa tetap tinggi, meski Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur masih berada di zona kontraksi.
Selain itu, Indonesia dan AS telah mencapai kesepakatan untuk menurunkan tarif perdagangan menjadi 19 persen, salah satu tarif terendah di kawasan.
Kesepakatan ini diharapkan dapat memperkuat daya saing produk Indonesia, terutama dibandingkan dengan negara-negara lain yang masih menghadapi tarif lebih tinggi dari AS. rds