
BANJARMASIN – Hingga semester I Tahun 2025 (Januari hingga Juni), telah terjadi sebanyak 71 kasus bencana alam di Provinsi Kalimantan Selatan dan masih di dominasi bencana banjir serta angin puting beliung dan tanah longsor.
“Dari 71 kali bencana alam di Kalsel itu, sebanyak 32 kali merupakan bencana alam angin puting beliung,” kata Kabid Penanganan Bencana pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel H Achmadi SSos, Selasa (8/7).
Selain itu, lanjut Madi –sapaan akrabnya, bencana alam lainnya banjir sebanyak 30 kali dan tanah longsor sebanyak 10 kali. “Frekuensi bencana alam di Kalsel tahun 2025 ini meningkat dari tahun 2024 lalu yang tercatat 66 kali,” ujarnya.
Menurutnya, dari 32 kali bencana angin puting beliung di Kalsel tersebut terbanyak di Kabupaten Banjar sembilan kali, di susul Hulu Sungai Selatan (HSS) delapan kali.
Selain itu, Kota Banjarmasin enam kali, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) lima kali, Barito Kuala (Batola) dua kali, dan masing-masing satu kali di Kota Banjarbaru dan Kabupaten Tanah Laut (Tala).
Sementara, ada 30 kali bencana banjir terbanyak di Kabupaten Banjar enam kali, di susul Batola lima kali, Tapin dan Hulu Sungai Tengah (HST) masing-masing empat kali.
Selanjutnya, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) tiga kali, Tanah Laut dan HSS masing-masing dua kali, Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Balangan dan Tabalong masing-masing satu kali.
Sedangkan tercatat 10 kali bencana alam tanah longsor terbanyak di Kabupaten Banjar dan HSS masing-masing tiga kali, Balangan dua kali, Kota Banjarbaru dan Kabupaten Balangan masing-masing satu kali.
Madi menyebutkan, akibat bencana alam tersebut menyebabkan 67.643 kepala keluarga (KK) atau 190.766 jiwa terdampak, dan dua orang meninggal dunia, terbanyak di Kabupaten Banjar 37.199 KK atau 106.890 jiwa.
Selain itu, bencana alam itu juga menyebabkan tiga buah rumah penduduk mengalami kerusakan berat, 118 buah rumah rusak sedang, dan 59.402 buah rumah mengalami kerusakan ringan.
Kerugian akibat bencana alam semester I tahun ini di taksir mencapai Rp 129,267 miliar, terbesar di alami Kabupaten Banjar mencapai Rp 76,264 miliar dan Tala sekitar Rp 21,045 miliar.
Selain itu, Kabupaten Batola di taksir mencapai Rp 13,727 miliar, HSU sekitar Rp 11,586 miliar, HSS sekitar Rp 1,440 miliar, HST mencapai Rp 1,432 miliar, Tapin Rp 1,406 miliar, dan Kota Banjarbaru Rp 1,102 miliar.
Pada kesempatan itu, Madi berharap masyarakat terutama yang tinggal di kawasan rawan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung agar tetap waspada, mengingat ada sejumlah daerah di Kalsel yang kondisi alamnya terbuka. ani