
MARTAPURA – Sebagai bentuk rasa syukur sekaligus upaya melestarikan budaya lokal, Komunitas Wasaka Boemi Putera menggelar tradisi Atur Dahar atau selamatan di Guest House Sultan Sulaiman Martapura, Selasa (1/7) malam. Acara ini dirangkai dengan pameran keris, yang menampilkan lebih dari seratus pusaka bernilai seni tinggi.
Acara dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh Penasihat Komunitas Wasaka Boemi Putera HM Aidil Basith. Turut hadir dalam acara ini, para perajin, kolektor, pecinta keris, serta masyarakat yang peduli terhadap pelestarian budaya nusantara.
Menurut HM Aidil Basith, Atur Dahar merupakan tradisi spiritual tahunan yang menjadi bagian penting dalam setiap kegiatan besar komunitas, khususnya yang berkaitan dengan warisan pusaka.
“Tradisi ini dilakukan satu tahun sekali sebagai sarana mempererat tali persaudaraan dan kekeluargaan. Dalam prosesi ini, disajikan hidangan khas Banjar, termasuk 41 macam wadai (kue tradisional),” ujar Basith yang juga Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (DKISP) Kabupaten Banjar ini.
Pada acara ini juga menampilkan seratus lebih keris dengan berbagai dapur (model), pamor (pola), dan tangguh (era pembuatan).
Keris-keris tersebut tidak hanya bernilai estetika, melainkan juga sarat filosofi dan spiritualitas yang menjadi warisan leluhur.
Basith menjelaskan, pameran keris ini merupakan yang kedua kali digelar komunitasnya. Ia berharap, ke depan bisa dilaksanakan di tempat yang lebih representatif.
“Sebenarnya masih banyak keris yang ingin kami tampilkan, namun karena keterbatasan etalase, hanya sekitar ratusan bilah yang bisa dipamerkan,” ujarnya.
Acara Atur Dahar ditutup dengan makan bersama sebagai simbol kebersamaan dan penghormatan, terhadap nilai gotong-royong yang menjadi ruh utama budaya nusantara. ril/dio