JAKARTA – Sejumlah raksasa minyak dan gas bumi (migas) global dikabarkan melirik kembali prospek hulu migas Tanah Air. Menandai industri upstream nasional masih prospektif. Mereka yang berminat kembali berinvestasi, antara lain Chevron, TotalEnergies, dan Shell Plc. Ketiganya hengkang dari hulu migas RI pada 2018-2023 atau periode pemerintahan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), ketiga perusahaan multinasional itu akan fokus melakukan eksplorasi untuk mendapatkan cadangan baru.
Salah satunya, bahkan telah melakukan joint study dan tinggal eksekusi di lapangan. SKK Migas mengungkapkan bahwa saat ini Chevron dan Shell masih dalam tahap evaluasi dan penjajakan terhadap beberapa area prospektif di Tanah Air.
Sementara itu, TotalEnergies sedang menjajaki peluang akuisisi sebagian hak partisipasi atau participating interest (PI) blok migas eksplorasi Bobara di perairan lepas pantai Provinsi Papua Barat. Total masih melakukan diskusi internal dengan operator Blok Bobara, Petronas.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan, berminatnya tiga perusahaan energi raksasa kembali berinvestasi di sektor hulu migas RI tak lepas dari upaya pemerintah melakukan berbagai pembenahan.
Pemerintah kini menyediakan data, teknologi, konektivitas yang bagus hingga regulasi untuk open data. Petronas Jajaki Divestasi Sebagian Saham Blok Bobara ke Total & Pertamina Tak Hanya Chevron, TotalEnergies Berpotensi Balik Lagi ke Hulu Migas RI Resep Agar Raksasa Migas Chevron Cs Betah Investasi Hulu Migas di RI “Teknologi makin maju dan mereka [investor] juga punya alat untuk melihat itu sehingga mereka tertarik [kembali berinvestasi di RI],” tutur Djoko di sela-sela acara IPA Convex 2025 di Tangerang, Selasa (20/5).
Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan kebijakan fiskal yang lebih fleksibel. Djoko juga mengatakan, pemerintah harus memberikan dukungan lewat kemudahan perizinan. “Kami jelas targetnya untuk menaikkan produksi dan welcome untuk semua teknologi untuk menaikkan produksi.
Nah, itu yang membuat mereka tertarik,” imbuhnya. Lebih lanjut, Djoko menuturkan, selain Chevron, TotalEnergies, dan Shell, masih ada 22 perusahaan lain yang minat berinvestasi di hulu migas RI.
Dengan begitu, total akan ada 25 perusahaan yang melirik Indonesia. Djoko tak memerinci siapa saja 22 perusahaan itu. Dia hanya mengklaim kalau perusahaan itu terdiri atas perusahaan skala besar hingga sedang.
“Ada 25, nanti datanya saya kasih. Yang besar-besar dan juga sedang juga ada,” ucap Djoko.
Dia pun mengatakan, tingginya minat investor itu seiring dengan upaya pemerintah yang bakal melelang 60 blok migas hingga 2028 atau selama era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Djoko mengatakan, lelang itu bakal berfokus pada blok di Indonesia bagian Timur. “Potensi terbesar di area timur ya, barat kan sudah jenuh,” kata Djoko. Jejak Chevron, TotalEnergies, dan Shell di Indonesia Chevron bisa dibilang telah 1 abad berkecimpung di sektor hulu migas Indonesia.bis