
BANJARMASIN – Kerugian akibat bencana sosial yang di dominasi musibah kebakaran pemukiman penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan selama caturwulan I (Januari-April) tahun 2025 di taksir mencapai Rp 32 miliar.
“Kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu terjadi peningkatan, mengingat tahun lalu tercatat sekitar Rp 29,496 miliar,” kata Kabid Penanganan Bencana pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel H Achmadi SSos, Rabu (7/5).
Menurut Madi –sapaan akrabnya, kerugian akibat bencana sosial di Kalsel selama caturwulan I tahun tersebut terbesar di alami Kota Banjarmasin mencapai Rp 10,550 miliar, di susul Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) yang di taksir Rp 8,730 miliar.
Selain itu, Kabupaten Banjar sekitar Rp 3,550 miliar, Hulu Sungai Tengah (HST) sekitar Rp 2,330 miliar, Hulu Sungai Utara (HSU) Rp 2,290 miliar, dan Kota Banjarbaru di taksir Rp 1,865 miliar.
Selanjutnya, Kabupaten Tapin sekitar Rp 900 juta, Kotabaru Rp 850 juta, Balangan Rp 450 juta, Tanah Laut (Tala) Rp 385 juta, dan Hulu Sungai Selatan (HSS) sekitar Rp 100 juta.
Selama caturwulan I telah terjadi 80 kali bencana sosial yang merupakan musibah kebakaran pemukiman penduduk, artinya menurun dari tahun lalu tercatat 82 kali,” ujarnya.
Ia menyampaikan, dari 80 kali bencana kebakaran pemukiman penduduk itu terbanyak di Kota Banjarmasin 28 kali, di susul Kota Banjarbaru 14 kali dan Kabupaten Banjar 12 kali.
Selain itu, Kabupaten HST sebanyak tujuh kali, HSU enam kali, Tala, Balangan dan Kabupaten Tapin masing-masing tiga kali, Tanbu dua kali, serta Kotabaru dan HSS masing-masing satu kali.
Akibat bencana kebakaran pemukiman penduduk itu, sebanyak 170 kepala keluarga (KK) atau 490 jiwa kehilangan tempat tinggal, dan dua orang meninggal dunia di Kota Banjarmasin serta empat orang mengalami luka-luka.
“Kebakaran pemukiman penduduk tersebut menyebabkan 117 buah rumah penduduk mengalami rusak total, 32 buah rumah rusak berat, dan 26 buah rumah rusak ringan,” ucap Madi.
Ia pun mengingatkan warga yang tinggal di daerah rawan bencana kebakaran pemukiman dan kawasan kumuh seperti Kota Banjarmasin untuk meningkatkan kewaspadaan guna mengurangi resiko akibat bencana sosial tersebut. ani

