Oleh : Laila Yusrina, A.Md (PemerhatiSosial dan Masyarakat)
Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhidin menerima masukan dari berbagai tokoh organisasi keagamaan provinsi setempat seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama (NU), guna memantapkan visi dan misi pembangunan daerah.
Muhammadiyah dan NU Kalsel juga menyatakan siap menyukseskan semua program-program pemerintah bagi semua kalangan hingga lima tahun ke depan.(kalsel.antaranews.com, 16/03/2025).
Ulama dan umara, keduanya memiliki peran yang sangat penting di dalam membangun dan memajukan suatu bangsa, karena mereka bisa saling membutuhkan dan menguatkan seperti sayap kanan dan sayap kiri pada seekor burung yang sedang terbang.
Seperti ini lah gambaran seharusnyabersinerginya ulama dan umara. Tapi bisa kah kita melihat kondisi ulama dan umara di sistemsekuler sekarang ini?
Ulama dan Umara Yang Bervisi Misi Dunia
Pemerintah provinsi Kalimantan Selatan punya visi : KALSEL Maju (Kalimantan Selatan Makmur, Sejahtera, dan Berkelanjutàn) menuju gerbang logistik Kalimantan.
Sedangkan salah satu misi pemerintah Provinsi Kalsel adalah : Pembangunan Manusia Yang Unggul, Berbudaya, dan Berakhlak Mulia ; Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkelanjutan, Merata, dan Syariah.(kalselprov.go.id).
Terlihat sangat bagus apa yang direncanakan pemerintah terhadapKalselatau daerah-daerah lain serta dinegeri-negeri kaum muslim lain yang juga punya visi dan misi. Dan ini perlu bersinergiantara ulama dan umara. Ulama mengoreksi dan memberikan nasihat untuk umara, sehingga umara menjalankan pemerintahan dengan baik karena selalu dapat masukan dan nasihat dari ulama.
Tapi di sistem sekularisme-kapitalisme sekarang, menjadikan sinergi antara ulama dan umara semakinsulit untuk diwujudkan. Hal ini disebabkan beberapa hal :
Pertama,aqidah dan landasan dari sistem sekularisme adalah “memisahkan agama dari kehidupan”, sehingga para penguasa atau umara nya terbentuk dengan sistem yang rusak ini dan tampak jelas disistem ini, para penguasanya lebih mengejar materi.
Aturan yang dipakai dalam menjalankan pemerintahan pun, bukan berasal dariAllah, Sang Pencipta manusia.
Aturan yang dipakai disistem sekarang adalah aturan dari manusia, yang pastinya lemah dan akhirnya menimbulkan kekacauan seperti sekarang.
Sedangkan kita ketahui, bahwa ulama lebih mengutamakan agama, mengedepankan akhirat. Dan umara sekarang nampak jelas lebih mengedepankan dunia, karena sistem sekularisme yang membentuk seperti ini. Sehingga para ulama terasa sulit memberikan koreksi terhadap pemerintahan, karena terbentur dengan sistemyang membungkam orang-orang yang mengkritik pemerintah.
Kedua,karena berada di sistem yang rusak, sehingga ketika ada ulama yang berniat dan ingin terjun langsung kedalam pemerintahan, ternyata ulama tersebut terbawa arus dari sistem ini.
Sehingga niat awal ingin menjadikan pemerintahan yang menerapkan aturan Islam, malah tak mampu berbuat dan bersuara, apalagi merubahnya.
Sehingga sangat jelas bahwa, sistem sekularisme-kapitalismetak mampu menjadikan sinergi yang kuat dan baik antara ulama dan umara.
Ulama dan Umara Yang Bervisi Misi Akhirat
Dalam hadis riwayat Dailami, dari Umar bin Khaththab, Nabi úý bersabda, “Sungguh Allah mencintai penguasa yang mendatangi ulama. Dia membenci jika ulama yang mendekati penguasa. Sebabnya, ketika ulama mendekati penguasa, maka yang diinginkannya urusan dunia. Apabila penguasa yang mendekati ulama, maka yang diinginkannya urusan akhirat.”
Islam mengajarkan bahwa : hidup tujuannya adalah untuk beribadah kepada Allah (seperti yang tercantum dalam QS.AdzDzariyat : 56). Sehingga ketika Islam diterapkan secara sempurna dalam kehidupan, maka setiap apa yang dilakukan adalah hanya untuk meraih Ridha Allah, dan berbuat sesuai syariat Islam.Penerepan ini dilakukan baik dari individu-individunya, para ulama, dan sampai para penguasanya.
Dengan penerapan Islam ini lah, maka akan tercipta sinergis antara ulama dan umara. Kenapa bisa? Hal ini karena :
Pertama, karena sistem Islam menjadikan seluruhmanusia baik muslim maupun non muslim merasakan “Rahmat (kasih sayang Allah)”, yaitu menjalankan aturan dari Sang Pencipta manusia, pasti yang terbaik bagi manusia.
Aqidah Islam harus tertancap kuat untuk seluruh kaum muslimin, dan ini menjadi pondasi dasar dalam menjalankan pemerintahan. Sehingga para penguasanya (umara) akan menjalankan amanahnya dengan penuh tanggungjawab, karena mereka takut akan jabatan yang nanti akan dihisab dan ditanya oleh Allah.
Sehingga terbentuklahsikap yang penuh Ketaatan dan Ketaqwaan kepada Allah mulai dari rakyat, para ulamanya bahkan para umara nya.
Kedua, para penguasa (umara) yang menjabat adalah orang-orang yang berilmu agama. Karena ada syarat khusus bagi beberapa penguasa yang dia harus seorang mujtahid, mis.seorangqadhi (hakim).
Karena berada pada sistem yang mulia dan sistem yang terbaik sehingga akan tercipta suasana yang saling bekerja sama, saling beramarma’ruf nahi mungkar serta saling menguatkan antara ulama dan umara. Mereka sama-sama punya visi dan misi untuk mengedepankan akhirat.
Inilah gambaran ketika berada pada sistem Islam, sistem pemerintahan Islam yaitu Khilafah, makaakan bersinerginya antara ulama dan umara dalam mewujudkan visi dan misi pemerintahan dalam bingkai ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah.
Wallahu’alambish-shawab.
