
BANJARBARU – Ribuan warga menghadiri tablig akbar, Yayasan Abdul Azis Halaby, yang mendatangkan Gus Miftah, di Jalan Golf Landasan Ulin Banjarbaru, Selasa malam.
Sejak pukul 20.00 Wita, jemaah mulai berdatangan memadati Fasilitas umum seluas Satu hektar di Kawasan Perumahan Wella Mandiri itu.
Pemilik nama panjang Miftah Maulana Habiburrahman ini memang memiliki daya tarik tersendiri. Da’i muda Nahdlatul Ulama (NU) itu dikenal dengan dakwahnya yang merangkul kaum marjinal, baik di dalam maupun di luar pondok pesantren.
Gus Miftah mengawali ceramahnya dengan menceritakan kisah nabi Musa yang memberikan kejutan kepada Fir’aun.
Gelak tawa sesekali pecah di tengah-tengah jemaah, merespons guyonan khasnya dalam membawakan ceramah yang ringan, tapi penuh makna.
“Alhamdulillah, hari ini saya bisa sowan ke Banjarbaru, walaupun agenda saya tahun ini nggak ada ke Banjarbaru, tapi saya meyakini, manusia bisa berencana, tapi ATM lah yang menentukan,” ucap Gus Miftah diiringi riuh tawa ribuan jemaah.
Mengambil kisah dari Nabi Musa, Gus Miftah mengingatkan, menjadi manusia tidak boleh sok tahu, karena hidup ini sudah ada yang mengatur, oleh karena itu sebagai manusia kita hanya mengikuti aturan.
“Musa itu lahir di masa raja Fir’aun, di mana bayi laki – laki harus dimusnahkan, apa alasannya, Karena bayi laki laki jika tumbuh akan menjadi kompetitor nya. Singkat cerita ibu nabi Musa melahirkan, karena khawatir akan dibunuh, bayinya dihanyutkan ke sungai, dan ditemukan istrinya Firaun, akhirnya Nabi Musa tumbuh di Kerajaan Fir’aun dan berhasil menumbangkan nya atas perintah Allah,” cerita Gus Miftah.
Pada isi ceramahnya, Gus Miftah juga menyelipkan kisah kepemimpinan Nabi Muhammad yang lebih dahulu mapan sebelum menjadi pemimpin.
“Nabi Muhammad menjadi pedagang 25 tahun sebelum menjadi nabi selama 23 tahun. Kaya dulu baru jadi nabi. Karenanya, pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang kaya, bukan jadi pemimpin, baru kaya. Akhirnya, ketika menjabat tidak memikirkan rakyat, tapi malah mau melunasi utang,” terang Gus Miftah.
Pada acara tablig akbar itu, bukan hanya Gus Miftah yang menjadi pusat perhatian. Tapi di sampingnya, sosok perempuan bergaun putih dengan kerudung yang senada, turut menyita pandangan.
Dia adalah Hj Erna Lisa Halaby, sosok yang popularitasnya mulai meroket di Kota Banjarbaru, wajahnya kerap menghiasi baliho di sudut-sudut kota, dan malam ini, kehadirannya nyata di hadapan mereka.
“Makanya, Bu Lisa kalau jadi wali kota, ikhlas. Ikhlas itu tidaklah kamu melakukan sebuah ketaatan kecuali benar – benar hanya untuk Allah,” pesannya kepada Lisa.
Di akhir acara, Gus Muftah memimpin pembacaan selawat dengan selipan do’a untuk Lisa Halaby, doa’ itu kemudian diamini oleh seluruh jemaah.
Setelahnya, ada banyak jemaah yang tak melewatkan kesempatan untuk menyapa dan berswafoto dengan sosok perempuan yang menjadi simbol harapan baru bagi Banjarbaru itu.
Erna Lisa Halaby, Pimpinan Yayasan Abdul Azis Halaby, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya.
“Alhamdulillah, tablig akbar ini bisa terlaksana dengan baik. Kami sangat bersyukur Gus Miftah bisa hadir dan berbagi ilmu keislaman secara langsung,” ujarnya. ant