BANJARMASIN – Selama Juli 2024 telah terjadi kebakaran pemukiman penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 46 kali, terbanyak di Kota Banjarmasin dengan total sembilan kali.
“Kalau dibandingkan Juni lalu, kebakaran pemukiman penduduk di Kalsel mengalami peningkatan,” kata Kabid Pengananan Bencana pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel H Achmadi SSos, Minggu (4/8).
Menurut Madi –sapaan akrabnya, total kerugian akibat musibah kebakaran tersebut juga mengalami peningkatkan signifikan dari Juni yang hanya sekitar Rp 10,708 miliar menjadi Rp 33,588 miliar, terbesar di alami Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) mencapai Rp 3,5 miliar, di susul Hulu Sungai Selatan (HSS) dengan Rp 1,5 miliar.
Sedangkan dari kerugian bencana kebakaran pemukiman penduduk sebesar Rp 33,588 miliar, terbesar di alami Kota Banjarmasin mencapai Rp 26,770 miliar, di susul Kabupaten Kotabaru Rp 1,5 miliar.
Ketika di tanya total kerugian bencana sosial di Kalsel dari Januari hingga Juli, Madi menyebutkan mencapai Rp 78,512 miliar, terbesar di alami Kota Banjarmasin mencapai Rp 40,150 miliar.
Selain itu, Kabupaten Tanbu sekitar Rp 7,185 miliar, Tabalong Rp 5,670 miliar, Banjar Rp 4,330 miliar, Kotabaru Rp 4,015 miliar, Balangan Rp 3,775 miliar, dan Hulu Sungai Tengah (HST) Rp 3,436 miliar.
Kemudian, Kabupaten HSS sebesar Rp 2,7 miliar, Kota Banjarbaru sekitar Rp 2,030 miliar, Kabupaten Barito Kuala (Batola) sekitar Rp 1,734 miliar, Hulu Sungai Utara (HSU) Rp 1,380 miliar, Tanah Laut (Tala) Rp 1,275 miliar, dan Kabupaten Tapin Rp 831 juta.
“Frekuensi bencana sosial di Kalsel hingga Juli 2024 tercatat terjadi 194 kali bencana sosial yang terdiri atas musibah kebakaran pemukiman penduduk 190 kali dan empat kali kecelakaan perahu,” ujar Madi.
Ia membeberkan, dari 190 kali bencana kebakaran pemukiman penduduk tersebut terbanyak di Kota Banjarmasin 36 kali, Kabupaten Banjar 22 kali, Kota Banjarbaru 20 kali, dan Kabupaten HST 19 kali.
Selain itu, Kabupaten Tala sebanyak 16 kali, Balangan dan Tabalong masing-masing 14 kali, Batola dan Kotabaru masing-masing 11 kali, dan Tanbu sebanyak 10 kali.
Sedangkan empat kali kecelakaan perahu, yakni dua kali di Kabupaten Batola dan masing-masing satu kali di Kota Banjarmasin dan Kabupaten Tala. Akibat bencana sosial itu menyebabkan lima orang meninggal dunia dan 10 orang luka-luka.
“Akibat bencana kebakaran, sebanyak 454 kepala keluarga (KK) atau 1.508 jiwa kehilangan tempat tinggal. Akibat bencana kebakaran pemukiman dan kecelakaan perahu menyebabkan 502 buah rumah penduduk mengalami rusak total, 182 buah rumah rusak berat, dan 59 buah rumah rusak ringan,” katanya.
Pada kesempatan itu, Madi mengingatkan masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana kebakaran pemukiman seperti Kota Banjarmasin untuk meningkatkan kewaspadaan guna mengurangi resiko akibat bencana sosial tersebut. ani
