Mata Banua Online
Jumat, Oktober 3, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

PHK 2023 Tembus 358.809 Naker

by Mata Banua
6 Februari 2024
in Ekonomi & Bisnis
0
D:\2024\Februari 2024\7 Februari 2024\7\7\FOTO Ekonomi (07  Feb )\master 7.jpg
PHK NAKER – Sepanjang 2023 telah PHK massal yang menimpa industri padat karya, yang mencapai sebanyak 358.809 tenaga pekerja (naker), naik drastis dibandingkan 2022 sebanyak 25.114 naker. Para pekerja industri ketika pulang dari pabrik.(foto:mb/web)

 

JAKARTA – Sepanjang tahun lalu, terjadi PHK massal yang menimpa industri padat karya. Jumlah pekerja yang terdampak pun lebih tinggi dibandingkan 2022.

Berita Lainnya

D:\2025\Oktober 2025\3 Oktober 2025\7\7\hal 7 - 2 klm (KIRI).jpg

Honda Eksis Hadir Lebih Dekat ke Konsumen

2 Oktober 2025
D:\2025\Oktober 2025\3 Oktober 2025\7\7\master 7.jpg

KFC Tutup 19 Gerai dan PHK 400 Karyawan

2 Oktober 2025

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) membongkar penyebab fenomena pemutusan hubungan Kerja (PHK) yang melonjak sepanjang 2023. Pesanan sepi hingga kalah saing dengan negara lain menjadi momok.

Berdasarkan data Satu Data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menunjukkan jumlah tenaga kerja (naker) yang mengalami PHK sepanjang 2023 sebanyak 358.809 pekerja, naik drastis dibandingkan 2022 sebanyak 25.114 pekerja.

Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo, Bob Azam mengatakan fenomena tersebut merupakan imbas dari menyusutnya permintaan dari dalam negeri dan terbatasnya pasar ekspor lantaran konflik geopolitik global.

“Banyak perusahaan yang tutup atau mengurangi karyawan karena berbagai persoalan, seperti sepi nya order dan ketidakmampuan untuk bersaing dengan negara lain,” kata Bob.

Melihat kondisi tersebut, menurut Bob, yang paling utama untuk dilakukan yaitu membesarkan pasar dalam negeri sehingga perusahaan tumbuh dan membangun daya saing agar mampu memperluas pasar ekspor.

Namun, untuk perlu dukungan pemerintah untuk memperkuat pasar dalam negeri sehingga permintaan dapat tumbuh positif.

Dari sisi kebijakan pemerintah, Apindo meminta realisasi pajak untuk mendorong iklim usaha. “Perkuat daya saing industri yang menciptakan lapangan kerja dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia [SDM] dan memangkas birokra serta policy yang menghambat industri,” ujarnya.

Bob menuturkan Indonesia perlu meningkatkan investasi di sektor padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja. Sebab, tiap tahun ada 3 juta pencari Kerja baru dan 300.000 orang PHK yang membutuhkan pekerjaan.

Di sisi lain, salah satu yang didorong untuk menjaga daya saing industri yaitu kehadiran neraca komoditas, khusus nya untuk bahan baku.

“Pasar kerja juga harus di buat fleksibel jangan rigid serta evaluasi lagi kebijakan dan program pendidikan agar siap kerja,” tuturnya. bisn/mb06

 

 

Tags: apindoKemenakerPHK
Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper