Jumat, Juli 11, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Kesepian Tingkatkan Risiko Kematian pada Orang Obesitas

by Mata Banua
31 Januari 2024
in Mozaik
0
D:\2024\Februari 2024\1 Februari 2024\11\Halaman 1-11 Kamis\kesepian.jpg
(foto:mb/web)

 

Rasa kesepian bisa memberikan sejumlah dampak negatif bagi kesehatan fisik. Sebuah studi terbaru semakin menambah panjang daftar dampak negatif rasa kesepian bagi kesehatan tubuh.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\11 Juli 2025\11\Halaman 1-11 Jumat\waspasa.jpg

Waspada! Ternyata Serangan Stroke Bisa Terjadi Berkali-kali

10 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\11 Juli 2025\11\Halaman 1-11 Jumat\8 manfaat.jpg

8 Manfaat Rumput Laut untuk Kesehatan

10 Juli 2025
Load More

Melalui JAMA Network Open, sebuah studi mengungkapkan bahwa rasa kesepian bisa meningkatkan risiko kematian pada orang-orang obesitas. Menurut studi ini, orang obesitas yang tidak merasa kesepian atau terisolasi secara sosial memiliki risiko kematian 36 persen lebih rendah dibandingkan orang obesitas yang kesepian atau terisolasi secara sosial.

Tim peneliti juga menemukan bahwa isolasi sosial merupakan faktor risiko yang lebih besar untuk kematian akibat semua penyebab dibandingkan depresi, kecemasan, serta gaya hidup berisiko. Gaya hidup berisiko ini mencakup konsumsi alkohol berlebih, jarang berolahraga, dan menerapkan pola makan yang buruk.

Studi ini dilakukan dengan menganalisis data dari hampir 400 ribu orang yang tersedia di UK BioBank. Para partisipan yang terlibat tidak memiliki riwayat penyakit kardiovaskular saat studi dimulai.

Selama studi berlangsung, tim peneliti melakukan follow up kepada para partisipan. Follow up ini dilakukan dalam kurun waktu Maret 2006 hingga November 2021.

Ketua tim peneliti sekaligus profesor dari Tulane University, Lu Qi MD, menyatakan bahwa selama ini upaya pencegahan penyakit terkait obesitas lebih berfokus pada faktor-faktor gaya hidup dan pola makan. Padahal menurut studi terbaru yang dia dan timnya lakukan ini, faktor kesehatan mental dan interaksi sosial juga memegang peranan penting dalam menentukan kesehatan orang-orang obesitas.

“Studi kami menyoroti pentingnya mempertimbangkan kesehatan mental dan sosial dalam memperbaiki kesehatan orang-orang dengan obesitas,” kata Prof Qi.

Berdasarkan temuan terbaru ini, Prof Qi menilai sudah saatnya faktor-faktor psikologis dan sosial diintegrasikan dengan faktor gaya hidup dan pola makan. Integrasi ini bisa dimanfaatkan sebagai strategi intervensi untuk mencegah komplikasi atau penyakit yang mungkin muncul akibat obesitas.

Temuan terbaru ini disambut baik oleh profesor di bidang ilmu penyakit dalam dari University of Texas Southwestern Medical School, Philipp Scherer PhD. Menurut Prof Scherer, temuan ini mengindikasikan bahwa upaya memperbaiki masalah isolasi sosial bisa menjadi terapi yang potensial bagi orang-orang obesitas.

“Ini bisa menjadi pengobatan potensial untuk menurunkan angka mortalitas (pada orang obesitas),” ujar Prof Scherer.rep

 

 

Tags: Kesepianobesitas
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA