Mata Banua Online
Minggu, Oktober 12, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Di Sungai Jingah Ada Ratusan Rumah Berarsitektur Banjar

by matabanua
17 Oktober 2023
in Banjarmasin, Kotaku
0
D:\2023\Oktober 2023\18 Oktober 2023\5\hal 5\Rumah tua berarsitektur Banjar tempo dulu yang sudah mengalami kerusakan.jpg
RUMAH tua berarsitektur Banjar tempo dulu yang sudah mengalami kerusakan di Kelurahan Sungai Jingah.(foto:mb/ jejakrekam)

 

BANJARMASIN – Kampung tua Sungai Jingah yang mela­hirkan dua kelurahan baru di Kota Banjarmasin, yakni Surgi Mufti dan Sungai Andai, kini diusul disematkan lewat hak paten sebagai Kampung Sasirangan.

Berita Lainnya

D:\2025\Oktober 2025\13 Oktober 2025\2\Bawa Samurai, Empat Pelajar Diamankan Polisi.jpg

Bawa Samurai, Empat Pelajar Diamankan Polisi

12 Oktober 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Petugas Tangkap Pelaku Pemerkosa Mantan Pacar

12 Oktober 2025

Peneliti sejarah FKIP Univer­sitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Mansyur mengatakan Sungai Jingai sebe­nar­nya merupakan kampung tua di tepian Sungai Martapura dengan ciri bangunan berar­sitektur Banjar, tempo dulu.

“Sejak era kolonial Hindia Belanda, perkampungan Sungai Jingah memiliki wilayah yang lumayan luas. Membentang dari Kampung Teluk Masjid (bekas lokasi Masjid Jami) hingga Kampung Kenanga (lokasi Museum Wasaka),” kata Man­syur kepada jejakrekam.com, Selasa (17/10).

Dalam sejarahnya, Mansyur mengatakan penamaan kampung tua ini erat kaitannya dengan nama sungai kecil bernama Sungai Jingah. Ya, semacam han­dil atau saluran air atau anjir/antasan.

“Penamaan Sungai Jingah kemungkinannya adalah bahwa dulunya di sepanjang sungai kecil ini terdapat banyak pohon jingah,” papar dosen muda program studi pendidikan sejarah FKIP ULM ini.

Menurut Mansyur, di era Kesultanan Banjar hingga kolo­nial Belanda, kampung Sungai Jingah juga dikenal sebagai kampung para saudagar kaya Banjar, di antaranya H Muham­mad Said Nafis.

“Rumah Muhammad Said Nafis ini berada di dekat Kubah Surgi Mufti. Di masa kejayaan, Muhammad Said Nafis ini punya armada kapal dan melakoni aktivis perdagangan antar pulau dengan komoditas utama berupa tembakau,” papar magister sejarah lulusan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini.

Mansyur menekankan Kam­pung Sungai Jingah merupakan pemukiman lawas yang diper­kirakan dibangun pada per­tengahan abad ke-19 dengan dominasi bangunan arsitektur rumah kayu model panggung.

Tak heran, lanjut dia, jika di sekitar Kampung Sungai Jingah juga terdapat kampung bernama Kampung Juragan Kusin yang diakui penduduk setempat lokasi­nya berada di simpang tiga Sungai Jingah yang terdapat sungai kecil. “Hingga kini, sungai kecil itu masih bernama Sungai Juragan Kusin,” ucap Sammy, sapaan akrabnya.

Mantan wartawan ini meng­ungkapkan, Kampung Sungai Jingah juga dikenal dengan industri pembuatan kapal yang menjadi tradisi rakyat. Dok kapal seperti milik Haji Kutui untuk kapal kapal sungai ukuran sedang.

“Sementara untuk dok-dok besar untuk kapal ukuran sedikit besar, adalah dok B.I.M dan dok de Jong di Kuin Cerucuk,” papar Mansyur.

Sematan lainnya menurut Mansyur pada Kampung Sungai Jingah adalah Kampung Qadi dengan hadirnya tokoh masya­rakat yang menjabat hakim dalam penerapan syariat Islam, seperti H Busra Kasim dan H. Asnawi. “Para Qadi ini melaksanakan aktivitasnya di bagian depa Masjid Jami Sungai Jingah,” katanya.

Mansyur mengakui ada kendala ketika nantinya Kampung Sungai Jingah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kota Banjar­masin, dengan adanya Turbah Sungai Jingah dan bangunan lawas tempo dulu berarsitektur Banjar untuk dijaga keles­tariannya. Sebelum­nya, di era Walikota HA Yudhi Wahyuni sempat menggelorakan agar Kampung Sungai Jingah ditetap­kan sebagai Kampung Pusaka Banjarmasin.

“Berdasar data, ada lebih dari 100 lebih rumah Banjar dengan berbagai tipe terdapat di Kampung Sungai Jingah. Sebagian memang masih asli, ada yang sudah diubah oleh pemiliknya. Sebagian lagi hancur. Ini yang perlu diselamat­kan jika nanti ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kota Banjarmasin, khususnya kam­pung tua dengan rumah Banjar sebagai identitas­nya,” pungkas Mansyur. jjr

 

 

Tags: Berarsitektur BanjarSungai Jingahulm
Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper