(foto:mb/web)
JAKARTA – Indonesia kembali digegerkan oleh isu masuknya Beras Plastik beracun yang diimpor dari China. Bak Dejavu, isu ini sebelumnya juga sempat menggemparkan masyarakat pada 2015 lalu. Isu masuknya beras plastik ke Indonesia memang sudah terjadi berulang kali, yang terbaru terjadi pada pertengahan Oktober 2023. Penyebaran kabar beras plastik beracun ini berawal dari video viral bernarasi beras sintetis tersebar di Bukittingi, Sumatra Barat.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) sekaligus Plt. Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya pada Selasa menegaskan bahwa isu beras sintetis rentan diembuskan di tengah upaya pemerintah melakukan stabilisasi pasokan dan harga beras dn menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM), bantuan pangan beras dan operasi pasar Bulog.
Untuk itu, selain melakukan tindakan pengujian ilmiah terhadap sampel beras melalui Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP) di bawah Bapanas, Arief juga meminta satgas pangan untuk melakukan pengawasan dan penindakan terhadap pihak-pihak yang terbukti menyebarkan berita hoaks mengenai beras sintetis ini.
Bantahan Bulog Penyebaran kabar beras plastik asal china membuat Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso meradang. Dia menyangkal kabar masuknya beras plastik dari China ke Indonesia. Apalagi, pihaknya mengaku belum sama sekali mengimpor beras dari China.
“Karena beras dari China itu belum saya datangkan. Mana mungkin ada berita yang mengatakan beras China beracun. Beras sama plastik itu mahal plastik, jadi enggak masuk akal,” kata Buwas.
Di samping itu, Buwas menegaskan bahwa beras impor yang didatangkan untuk kebutuhan stabilisasi paskan dan harga pangan (SPHP) dipastikan memiliki kualitas premium.
Buwas yang merupakan mantan Kabareskrim itu pun menegaskan bahwa beras impor dari negara asing yang masuk ke gudang Bulog sudah melalui beberapa kali proses pemeriksaan.
Sebelum dimuat ke kapal di negara asal terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan oleh Surveyor Independent kemudian setelah sampai di Indonesia dilakukan pemeriksaan lagi oleh Badan Karantina Indonesia.
“Jadi yang ada di gudang-gudang Bulog sudah sangat dipastikan aman semuanya,” tuturnya.
Dia menyebut informasi yang dianggap hoaks soal beras sintetis itu sebagai upaya kelompok tertentu yang ingin mendiskredit pemerintah lewat pangan. Bahkan, tuduhan terhadap beras Bulog menimbulkan kekhawatiran bagi penerima beras bantuan pangan dari Bulog.
Agar kejadian serupa tidak terjadi berulang kali, Perum Bulog pun meminta Satgas Pangan menindaklanjuti secara hukum soal video viral yang beredar terkait impor beras plastik asal China yang beracu. Buwas meminta aparat penegak hukum mempidanakan penyebar informasi bhong tersebut.
“Nah, ini pelanggaran hukum, kejahatan, seperti ini jangan hanya selesai minta maaf, harus ada tindak lanjut secara hukum,” kata Buwas seperti dilansir dari Antara.
Buwas memastikan, semua informasi tersebut sama sekali tidak benar apalagi sampai dikatakan beras-beras yang disalurkan mengandung zat yang tidak layak dikonsumsi masyarakat. bisn/mb06