
JAKARTA – Tiga maskapai pelat merah, Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelira Air rencananya kan digabung dalam satu manajemen. Lantas, apa akan mempengaruhi harga tiket?
Diketahui, ketiga maskapai itu berada di kelas konsumen yang berbeda. Artinya, harga tiket yang ditawarkan ketiganya pun berbeda-beda.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, penggabungan tiga maskapai itu tak akan mempengaruhi harga tiket dari tiap layanannya.
“Ya enggak lah, enggak mungkin. Karena pasti kelasnya beda. Lagian masih dihitung, kelasnya masih beda. Apakah kelasnya Garuda Indonesia nanti level atas, Pelita di tengah, Citilink di LCC (low cost carrier), kan belum tau, dilihat nanti bagaimana,” paparnya di Kementerian BUMN, ditulis Sabtu.
Meski begitu, Arya belum berbicara banyak mengenai bentuk penggabungannya. Apakah merger di satu entitas sendiri, atau tetap 3 maskapai di satu pengelolaan.
Arya mengatakan proses pembicaraan soal merger maskapai ini masih ada di tahap awal. Dengan begitu, model penggabungannya pun masih dalam pembahasan.
“Citilink di bawah Garuda, Pelita Air belum tahu. Apakah nanti dia setara sama Citilink, atau di dalam Citilink. belum tahu. Itu untuk efisiensi saja, satu manajemen lah semua,” paparnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir akan melakukan aksi penggabungan maskapai pelat merah, yakni Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air. Langkah merger maskapai penerbangan ini jadi kelanjutan program efisiensi yang dilakukan Kementerian BUMN, setelah sebelumnya dilakukan terhadap Pelindo pada 2021 silam.
Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga meyakini, aksi merger Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air bakal menekan ongkos logistik (logistic cost). Sebab, penggabungan ketiganya bakal memperbanyak jumlah pesawat dan rute penerbangan di bawah payung perusahaan pelat merah.
“Iya, dengan sendirinya (biaya logistik turun). Kan dengan manajemen seperti itu dia bisa ngatur semuanya. Biar simpel, BUMN ini jangan kebanyakan alur-alur. Jadi satu industri aja deh yang nanganin. Kan itu juga bukan kecil, itu besar juga, sayang aja kalau enggak satu,” jelasnya di Kementerian BUMN, Jakarta.
Adapun Citilink sebenarnya sudah menjadi bagian dari Garuda Indonesia Group, dengan komposisi kepemilikan saham 67 persen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan 33 persen PT Aerowisata.
Namun untuk Pelita Air, Arya menambahkan, Garuda Indonesia masih harus bernegosiasi dulu dengan PT Pertamina (Persero) selaku induk usaha. Termasuk untuk pembagian rute penerbangan.
“Tinggal nego Garuda dan pemilik Pelita hitung-hitungannya gimana. Kalau gini kan nanti antar mereka jalur-jalurnya bisa diatur. Kalau enggak skarang kan jalurnya numpuk-numpuk antar Garuda, Pelita dan Citilink. Nanti dilihat cocoknya gimana,” ungkapnya. lp6/mb06