
BANJARBARU – Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan memprioritaskan bantuan helikopter untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang telah melanda 233 hektar.
Data luas karhutla tersebut tercatat hingga Rabu (6/7) malam, dengan jumlah titik api mencapai 2.558 yang menyebar pada 13 kabupaten dan kota di Kalsel.?“Pemerintah pusat merespons dengan baik penanganan karhutla di Kalsel, bantuan helikopter sudah datang,” kata Kepala pelaksana (Kalaksa) BPBD Kalsel Raden Suria Fadliansyah.
Ia menyebutkan, pemerintah setempat melakukan upaya percepatan penanganan karhutla melalui perbantuan helikopter dari pusat untuk penanggulangan jalur udara, termasuk modifikasi cuaca guna memperpanjang musim hujan saat musim kemarau.
“Sementara helikopter diutamakan untuk penanggulangan karhutla di area Bandara Syamsudin Noor, tetapi teknisnya masih dikoordinasikan,” ujar Suria.
Suria menambahkan, dari 13 kabupaten dan kota di Kalsel, Kota Banjarbaru menjadi wilayah terluas yang terdampak karhutla mencapai 106 hektare, dan hanya dua daerah yang nihil kasus karhutla, yakni Kabupaten Kotabaru dan Hulu Sungai Tengah.?Ia mengatakan, Kota Banjarbaru merupakan wilayah prioritas penanganan bencana kabut asap akibat karhutla, dalam beberapa hari ini selalu diguyur hujan.
Menurutnya, kondisi udara di Kota Banjarbaru sudah mulai membaik usai dilanda kabut asap akibat karhutla secara terus menerus pada Juni lalu.
Suria mengungkapkan, pihaknya belum dapat memastikan jadwal pelaksanaan modifikasi cuaca di langit Kalsel, tetapi pihaknya diarahkan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor untuk selalu siap siaga menanggulangi bencana karhutla.
Beberapa teknis juga dibahas bersama lembaga terkait, termasuk pengoperasian bantuan helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menunggu arahan dari pusat. “Kondisi sudah mulai membaik, seluruh sumber daya yang ada kita kerahkan semaksimal mungkin,” pungkasnya. ant