KOTABARU-Pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotabaru Kalimantan Selatan menyatakan kebutuhan atau penjualan hewan kurban menurun menjelang Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah.
Plt Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Kotabaru Sidiq Adi Susilo di Kotabaru, mengatakan kondisi ini diduga akibat daya beli masyarakat rendah.
“Hewan kurban kebanyakan di datangkan dari luar Kalimantan, untuk masuk di wilayah Kalseldiperlukan PCR, itu salah satu penyebab harga hewan mahal,” kata Sidiq.
Sidiq menambahkan, para penyedia atau pedagang hewan kurban pada tahun ini tidak melakukan transaksi jual beli karena harga hewan tidak sesuai dengan harga yang menjadi pasaran di Kotabaru diakibatkan penambahan biaya PCR dan lainnya.
Sebelumnya, petugas kesehatan hewan di Kalsel mewajibkan setiap hewan kurban yan masuk dari luar menjalani uji PCR.
Ia juga menjelaskan, hal itu dilakukan untuk menghindari penyebaran penyakit hewan berjenis jembrana dan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan kurban.
“Untuk mengantisipasi, kami juga melakukan pengawasan kepada pedagang lokal maupun pedagang yang mendatangkan hewan dari luar daerah,” ujarnya.
Sidiq memberikan gambaran jumlah pemotongan hewan qurban pada tahun lalu mencapai 900 ekor sapi dan 200 ekor kambing dan diprediksi pada tahun 2023 menurun dari tahun lalu, diperkirakan hanya 650 hingga 700 hewan dan 50 persen hewan tersebut
didatangkan dari Sulawesi.
Lebih lanjut, Sidiq menuturkan, Bidang Peternakan telah membentuk tim pemeriksaan kesehatan hewan yang akan keliling melakukan pengecekan di tempat penampungan penampungan untuk memastikan kesehatan hewan kurban.”Pemeriksaan kita lakukan mulai dari Pulau Laut Utara, Pulau Laut Timur, Pulau laut Tengah dan Kelemupang Hilir,” tuturnya.
Selain daerah tersebut juga dilakukan pemeriksaan melalui kader yang sudah teruji dan tersebar di kecamatan, untuk melakukan hal serupa hingga setelah kurban daging tetap diperiksa keamanannya sebelum dikonsumsi.{[an/mb03]}
