
SEORANG wartawan senior berseloroh, “wartawan tiga zamanpun belum tentu bisa berkesempatan dapat melihat langsung proses pembuatan uang disini. Kaya mimpi ajalah kita”.
Itulah yang dilontarkan Hj Sunarti, wartawan senior awal tahun 90-an kepada saya dalam ruang pertemuan kegiatan Walk Throuhg, rombongan kegiatan Capacity Building Jurnalis BI Kalsel 2023, berlangsung di ruang pertemuan Kantor Perum Peruri di Kawasan Produksi, Desa Parung Mulya, Ciampel, Karawang, Jawa Barat, Senin 15 Mei 2023 pekan lalu.
Apa yang dikatakan rekan seprofesi ini memang ada benarnya. Tidak semua jurnalis bisa mendapatkan kesempatan mengunjungi langsung ke sebuah perusahaan milik negara yang mempunyai protokol dan keamanan yang sangat ketat.
Kami para tamu sebelum menuju areal produksi uang RI itu, diharuskan meninggalkan semua peralatan tulis, dompet, uang, terlebih kamera beserta alat komunikasi. Semua visitor harus dalam keadaan bersih. Karena bila melanggar SOP (Standar Operating Procedure) tersebut, jangan berharap bisa mendapat kesempatan menyaksikan proses pembuatan uang kartal RI itu.
Ya, SOP mereka sangat ketat sekali. Jangankan tamu yang walaupun telah mendapat izin resmi untuk mengunjungi perusahaan yang mencetak uang kartal RI ini, para karyawan setempat pun termasuk petugas keamanan dalam kesehariannya mereka selalu dalam pengawasan.
“Karyawan ataupun petugas bila mau keluar ketika sudah berada didalam ruang percetakan uang, harus digeledah,” ujar salah satu pegawai perusahaan tersebut ketika menjelaskan kepada rombongan kami.
Karena itu, kesempatan berkunjung ke Perum Peruri merupakan pengalaman yang sangat berharga dan langka. Saya sendiri yang sudah 33 tahun lebih menjadi wartawan media cetak, baru pertama kali ini bisa menembus ke Perum Peruri dan menyaksikan langsung bagaimana sejarah dan proses produksi uang kartal yang selama ini menjadi satu-satunya alat pembayaran yang sah di Indonesia.
Ini menjadi pengalaman tambahan perjalanan jurnalistik saya beserta teman-teman serombongan se profesi dibidang ekonomi dan bisnis. Karena itu tak berlebihan bila dikatakan ini merupakan pengalaman luar biasa.
Bagi kami yang berjumlah 40 wartawan dari 40 media di Kalimamtan Selatan, sangat terkesan sekali dengan terobosan KPw Bank Indonesia Kalsel yang telah memfasilitasi press room KPw BI Kalsel untuk mengunjungi Perum Peruri yang berada di Kerawang Jawa Barat itu.
Menurut Kepala KPw BI Kalsel, Wahyu Pratomo, dia memandang insan pers menjadi mitrakerja yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan dan menyebarkan luaskan kebijakan-kebijakan fungsi dan tugas Bank Indonesia selaku bank sentral. “Sinergi dan koloborasi ini menjadi kunci pengelolaan komunikasi,” kata Wahyu, yang menyebut inilah salah satu cara transparansi mereka terhadap pers.
Perum Peruri adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1971, hasil peleburan (merger) antara Perusahaan Negara (PN) Arta Yasa dengan PN Pertjetakan Kebajoran.
Menurut kebijakan terakhir yaitu PP 06 Tahun 2019, didalam dalam PP 6/2019 disebutkan bahwa kegiatan usaha Peruri mencakup:
Mencetak Mata Uang Rupiah guna memenuhi kebutuhan sesuai permintaan Bank Indonesia;
Membuat dokumen negara yang memiliki fitur sekuriti berupa Dokumen Keimigrasian dan Benda Meterai guna memenuhi kebutuhan sesuai permintaan instansi yang berwenang;
Membuat dokumen lain untuk negara yang memiliki fitur sekuriti berupa Pita Cukai dan Dokumen Pertanahan;
Membuat dokumen lainnya untuk negara yang memiliki fitur sekuriti dan barang cetakan logam non uang;
Mencetak mata uang dan membuat dokumen negara lain yang memiliki fitur sekuriti atas permintaan negara yang bersangkutan, sepanjang telah terpenuhinya pencetakan Mata Uang Rupiah;
Menyediakan jasa yang mempunyai fitur sekuriti yang berkaitan dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perusahaan
Fabrikasi kertas uang, kertas sekuriti, dan tinta sekuriti dan Jasa digital sekuriti.
Mulanya, kawasan Peruri bertempat di Jalan Palatehan dan Darmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Namun pada 1991, guna mewujudkan cita-citanya menjadi perusahaan percetakan sekuriti terintegrasi terbesar di dunia, Peruri memindahkan area produksinya ke lahan seluas 202 hektar berlokasi di Karawang, Jawa Barat. Sekarang, seluruh proses produksi pencetakan uang dan dokumen sekuriti lainnya dikerjakan di kawasan produksi Karawang.
Saat ini kapasitas produksi Peruri adalah mampu mencetak uang rupiah hingga 12 miliar bilyet dalam setahun yang dikerjakan melalui 12 lini permesinan. Keunggulan Peruri dalam hal kapasitas dan permesinan inilah yang akhirnya berhasil memenangkan Peruri dalam tender pencetakan uang kertas Soles, mata uang Negara Peru, Amerika Selatan pada 2019. fadilah