BANJARBARU – Bekantan yang kini menghuni habibat di Ekowisata Bekantan, Desa Lok Buntar, Kecamatan Tapin Selatan, yang dikelola PT Antang Gunung Meratus (AGM) sudah mulai berkembangbiak.
“Dari 18 ekor bekantan yang kini ada di kawasan Ekowisata Bekantan, Lok Buntar, satu induk bekantan telah melahirkan satu anak,” kata Supervisor Ekowisata Bekantan Lok Buntar Jeni beberapa waktu lalu.
Menurutnya, kelahiran satu induk Bekantan yang ada di ekowisata Lok Buntar tersebut menunjukkan keberhasilan dari upaya konservasi terhadap bekantan di kawasan ekowisata seluas 90 hektar, berdasarkan (SK) Bupati Tapin terkait penetapan kawasan ekowisata bekantan.
Hal itu juga membuktikan keberlangsungan ekosistem yang baik di kawasan vegitasi hutan rawa, sehingga diharapkan menjadi rumah yang aman bagi kawasan bekantan.
Pengelola ekowisata Lok Buntak sejak tahun 2019 melakukan penanaman jenis pohon yang menjadi makanan Bekantan, kini tumbuh setelah mengalami kebakaran tahun 2015 lalu.
Penanaman pohon tahun 2019 sebanyak 100 batang jenis rambaiitu, dilaksanakan bersama Bupati Tapin HM Arifin Arpan, PT AGM, dan sejumlah wartawan yang tergabung dalam Komunitas Pena Hijau Indonesia.
Setelah kelahiran satu anak Bekantan ini, diharapkan ke depan akan lahir kembali bekantan di kawasan konservasi ekowisata Lok Buntar, sehingga akan semakin bertambah jumlah penghuni ekowisata tersebut.
Pengembangan Ekowisata Bekantan Lok Buntar tersebut merupakan wujud kepedulian PT AGM yang menyisihkan dana corporate social responsibility (CSR) untuk kegiatan konservasi.
Terpisah, Ketua DPRD Kalsel H Supian HK mengapresiasi keberhasilan pengelola ekowisata Lok Buntar, sehingga telah lahir satu ekor Bekantan baru.
“Saya berharap instansi terkait dan pemerintah daerah terus mendorong agar pengelolaan ekowisata ini semakin berkembang di masa mendatang,” katanya. ani