BANJARBARU – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalimantan Selatan Adi Santoso SSos MSi mengungkapkan, kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kalsel hingga triwulan III (Januari-September) 2022 tercatat sebanyak 381 kasus dengan jumlah korban sebesar 419 jiwa.
“Dari 419 jiwa korban tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kalsel tahun 2022 tersebut terdiri dari korban laki-laki tercatat sebanyak 82 orang dan perempuan 337 orang,” ujarnya di Banjarbaru, Selasa (4/10).
Berdasarkan aplikasi Simfoni Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) RI, kata Adi Santoso, dari korban kekerasan anak dan perempuan di Kalsel sebanyak 419 orang, tercatat ada 270 orang yang menimpa anak-anak.
Adi menjelaskan jenis kekerasan paling banyak dialami anak dan perempuan selama tahun 2022 di Kalsel itu adalah kekerasan psikis sebanyak 168 orang, kekerasan seksual sebanyak 132 orang dan kekerasan fisik sebanyak 112 orang.
Menyikadi kasus kekerasan pada anak dan perempuan itu, kata Adi, pihaknya akan menjalankan pelayanan penanganan kasus (dalam hal ini dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak – UPTD PPA Provinsi Kalsel).
Selain itu, katanya, menyuarakan dan Kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak, melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait perlindungan terhadap korban kekerasan pada perempuan dan anak.
Kemudian, melakukan penguatan koordinasi kepada stakeholder terkait dan Unit Pelaksana Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten/Kota se-Kalsel, pengembangan jejaring dengan organisasi kemasyarakatan sebagai unit yang peduli terhadap perlindungan perempuan dan anak
Mendorong pembentukan Desa/Kelurahan ramah perempuan dan peduli anak, Perlidungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat tingkat Desa/Kelurahan, partisipasi publik untuk kesejahteraan perempuan dan anak dan Pusat Pembelajaran Keluarga.
“Kami juga berusaha melakukan penguatan kepada organisasi yang peduli terhadap perempuan dan anak di banua ini,” katanya seraya berharap melalui berbagai upaya itu akan mampu menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kalsel. ani