
BANJARBARU – Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor menutup Rapat Koordinasi Antisipasi dan Kesiapsiagaan menghadapi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Kathurla) tahun 2022 di ruang rapat H Abrani Sulaiman Kantor Setdaprov Kalsel di Banjarbaru, Selasa (31/5).
Rakor yang dihadiri sekitar 100 peserta itu melibatkan jajaran BPBD Provinsi Kalsel dan kabupaten/kota, Polda Kalsel, Korem 101 Antasari, Basarnas, Palang Merah Indonesia (PMI), Dinas LH, Dinas Kehutanan, Dinas PUPR, BMKG dan pihak terkait lainnya.
Paman Birin (sapaan akrab Gubernur Kalsel) itu menyampaikan terima kasih kepada jajaran TNI/Polri, pemerintah daerah kabupaten/kota, para pelaku usaha dan seluruh peserta rakor yang sudah berhadir pada saat ini.
Dikatakan, prinsip penanggulangan bencana merupakan hal yang perlu dipahami secara komprehensif dan diselanggarakan dengan baik, mulai dari perencanaan, rancangan dan pembangunan tata ruang hingga penerapan pola edukasi masyarakat terkait potensi dan kesiapan menghadapi bencana.
Selain itu, kata Paman Birin, diperlukan pelatihan – pelatihan dan stimulasi penanganan bencana bagi sumber daya manusia (SDM) kebencanaan agar tetap siap dan sigap dalam menangani situasi bencana.
Dikatakan Paman Birin, dalam masalah ini memang perlu kesiapan anggaran, personel serta kelengkapan dan fasilitasi pendukung lainnya.
Namun hal itu tidak cukup, perlu langkah langkah sinergis berbagai hal, termasuk partisipasi masyarakat dalam mengurangi resiko bencana di wilayahnya masing-masing.
Melalui rakor, peserta diharapkan mampu memperkaya pengalaman, serta memberikan pemahaman bagi seluruh pemangku kepentingan, bagaimana kondisi dan potensi serta hambatan yang ditemui saat penanggulangan bencana, mampu menyusun dan menyelanggarakan seluruh tahapan manajemen bencana dengan baik sehingga lebih siap dalam menghadapi bencana.
Sebelumnya, rakor dibuka Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar dan turut hadir, Plt Kepala Pelaksana Harian BPBD Kalsel, Mujiat sekaligus menjadi salah satu pemberi materi, selain dari unsur Polda, Korem 101 Antasari dan BMKG.
Roy menyebutkan, kabut asap bisa berdampak secara ekonomi, kesehatan dan lingkungan, karena itu, berupaya semaksimal mungkin, agar kabut asap bisa dicegah semaksimal mungkin.
Seperti diketahui upaya antisipasi dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu agenda penting dan menjadi menjadi perhatian khusus pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Disebutkan, tanggal 6 April yang lalu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), telah melaksanakan rapat koordinasi penanganan bencana asap akibat Karhutla.
Sebagai tindak lanjutnya di daerah, maka dilaksanakan rapat koordinasi dengan berbagai pihak dan pemangku kepentingan, guna mempersiapkan secermat mungkin upaya antisipasi dan pencegahan kabut asap akibat Karhutla di Kalsel.
Memang, jika dicermati, informasi dari BMKG, perkiraan cuaca tahun 2022 ini, tidak terlalu ekstrim dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Meski demikian, BPBD dan pihak-pihak yang terlibat dalam penanganan kabut asap dan karhutla harus tetap waspada, siaga, serta menyiapkan antisipasi dengan sebaik-baiknya.
“Kita siapkan dukungan anggaran, personil-personil serta kelengkapan dan fasilitas pendukung lainnya. Kita bangun keterpaduan untuk mengoptimalkan sumber daya yang kita miliki dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
Plt Kalahar BPBD Kalsel, Mujiyat mengatakan rapat koordinasi ini bagian penting, karena masing-masing pihak punya peran penting yang sama. “Mudah-mudahan saat kita nanti menangani Karhutla tidak ada saling menyalahkan,” ujarnya. Adp