BANJARBARU – Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor melantunkan Selawat Nabi Muhammad SAW saat menjadi pembina apel gabungan ASN di lingkungan pemprov setempat di Banjarbaru, Senin (4/4) pagi.
“Semoga dengan membaca selawat kepada Nabi Muhammad SAW, banua Kalimantan Selatan akan aman dan damai, serta masyarakatnya sejahtera,” ujarnya.
Dalam apel gabungan itu, Paman Birin –sapaan akrabnya– berharap luruh ASN dan honorer di lingkungan Pemprov Kalsel, menjaga suasana dan meningkatkan kepedulian.
“Semoga dengan puasa di bulan Ramadhan, kita mendapatkan ampunan dan ridho dari Allah SWT. Kita juga meminta kepada seluruh ASN saling menambah kasih sayang sesama makhluk,” katanya.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah Ikatan Pesantren Indonesia Kalsel, Al Mukarram KH Mukri Yunus dalam tausiyah di hadapan pejabat dan ASN mengingatkan, tujuan utama puasa Ramadhan adalah menjadi insan yang bertakwa, dan mengajarkan manusia senantiasa mengendalikan nafsunya.
“Mengendalikan nafsu itu sangat penting. Yang kuat itu manusia bisa mengendalikan nafsu, bukan yang menang berkelahi,” katanya.
Ia menceritakan kisah penciptaan akal dan nafsu. Saat penciptaan, ternyata nafsu memiliki karakter yang keras dan membangkang kepada Allah SWT.
Al Mukarram KH Mukri Yunus menerangkan, Allah SWT ketika menciptakan akal berfirman; Wahai akal menghadaplah engkau, maka akal pun menghadap ke hadapan Allah. Kemudian Allah berfirman; Wahai akal berbaliklah engkau! Lalu akal pun berbalik menuruti perintahNya.
Allah Ta’ala kemudian berfirman lagi; Wahai Akal! Siapakah aku? Lalu Akal pun berkata Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku, dan aku adalah hambaMu yang dhaif dan lemah. Lalu Allah Ta’ala berfirman; Wahai Akal, tidak Kuciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau.
Setelah itu, Allah Ta’ala menciptakan Nafsu dan berfirman kepadanya; Wahai Nafsu, menghadaplah kamu! Namun Nafsu tidak menjawab dan sebaliknya mendiamkan diri, hingga Allah kembali berfirman; Siapakah engkau dan siapakah Aku? Nafsu pun berkata Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau.
Setelah itu, Allah menyiksanya di dalam neraka selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya. Kemudian Allah berfirman; “Siapakah engkau dan siapakah Aku? Lalu Nafsu berkata Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau.
Lalu Allah memasukkan Nafsu ke dalam neraka yang penuh dengan rasa lapar selama 100 tahun. Setelah dikeluarkan, maka Allah berfirman; Siapakah engkau dan siapakah Aku? akhirnya Nafsu mengakui dengan berkata Aku adalah hambaMu dan Engkau adalah Tuhanku.”
Menurut Al Mukarram KH Mukri Yunus, kisah ini memberi kita hikmah betapa membangkangnya Nafsu. “Apabila seseorang tidak bisa mengendalikan nafsunya, maka ia akan mendapat kerugian yang amat besar,” pungkasnya. Adp
