
JAKARTA – Industri perbankan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai bentuk penipuan atau scam yang kerap meningkat pada musim liburan, termasuk Natal dan Tahun Baru.
Nasabah diharapkan lebih berhati-hati dalam bertansaksi saat liburan agar terhindar dari berbagai penipuan yang dapat menimbulkan kerugian finansial. “Harus kita ingat bahwa segala modus penipuan tidak mengenal kata libur,” kata Consumer Lending Business Head Bank Danamon Enriko Sutarto dalam keterangannya, dikutip pada Minggu.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah perjalanan yang dilakukan masyarakat Indonesia pada Desember 2024 mencapai 101,08 juta perjalanan domestik, naik 11,63% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan Desember 2023.
Pada periode yang sama, tercatat 810.440 wisatawan nasional yang bepergian ke luar negeri, meningkat lebih dari 19,13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah perjalanan, secara langsung juga meningkatkan jumlah transaksi finansial. Sejalan dengan peningkatan jumlah perjalanan, Bank Indonesia (BI) mencatat adanya peningkatan penyaluran kredit baru sepanjang kuartal IV/2024. Transaksi kartu kredit pada kuartal IV/2024 mengalami peningkatan sebesar 75%, lebih tinggi dibandingkan peningkatan pada kuartal III/2024 sebesar 68,0%.
Peningkatan juga terjadi pada Kredit Tanpa Agunan, yang meningkat 67,6% pada kuartal IV/2025, lebih tinggi dibanding peningkatan pada kuartal III/2024 sebesar 64,9%. “Meningkatnya transaksi masyarakat, perlu diimbangi dengan kewaspadaan terhadap potensi atau upaya penipuan yang dapat mengganggu waktu masa liburan,” tuturnya.
Enriko mengatakan modus penipuan dapat memanfaatkan berbagai momen dan semua jenis transaksi, baik transaksi kartu debit/kartu kredit/ charge, melalui mesin ATM dan/atau mesin EDC.
Menurutnya, beberapa modus penipuan atau scam yang kerap terjadi antara lain penipuan melalui agen perjalanan palsu, pembelian akomodasi melalui kanal tidak resmi, hingga penipuan dengan menggunakan bantuan teknologi seperti skimming, phishing atau QRIS palsu.
Selain itu, penipuan berbasis digital juga kian marak seperti akun media sosial palsu yang mengatasnamakan agen perjalanan, skimming pada mesin ATM, phishing melalui telepon atau eail yang menawarkan tiket murah atau bantuan refund, carding, serta peretasan akun perbankan melalui Wi-Fi atau port USB umum.
Untuk meminimalisir risiko menjadi korban penipuan, Enriko lantas membagikan sejumlah langkah pencegahan terjadinya fraud. Masyarakat diimbau untuk selalu melakukan persiapan dan pembelian keperluan liburan melalui akun dan kanal resmi milik agen travel.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak memberikan informasi rahasia perbankan seperti kode OTP, kode CVV/CVC, PIN kartu debit/kartu kredit/ charge Danamon ataupun akses ke D-Bank PRO kepada siapapun termasuk pihak yang mengaku sebagai perwakilan perbankan. Selain itu, nasabah juga dihimbau untuk tidak mengunjungi tautan atau mengunduh file APK dari nomor yang tidak dikenal. bisn/mb06

