
BANJARMASIN – Walikota Banjarmasin H Muhammad Yamin bersama Kepala Badan Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III, Dedi Supriyadi terjun langsung menyusuri alur sungai untuk pemetaan wilayah sungai sebagai upaya mitigasi bencana banjir, Kamis (18/12).
Penyusuran juga diikuti Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Suri Sudarmadiyah, dan Komandan Kodim 1007/Banjarmasin Letkol Czi Slamet Riyadi.
Susur sungai mitigasi bencana ini dimulai dari Sungai Martapura di Siring Menara Pandang dilanjutkan ke Sungai Andai hingga alur sungai yang mengarah ke kawasan Trantang. Penelusuran dilakukan untuk melihat langsung kondisi sungai, anak sungai, serta titik-titik pertemuan aliran yang selama ini berkontribusi terhadap terjadinya genangan saat curah hujan tinggi.
Kepala Dinas PUPR Kota Banjarmasin Suri Sudarmadiyah, menegaskan bahwa susur sungai ini bukan kegiatan seremonial, melainkan bagian dari identifikasi teknis yang menjadi dasar pengambilan kebijakan penanganan banjir.
“Kami melihat langsung kondisi sungai, mulai dari sedimentasi yang sudah tinggi, penyempitan alur, hingga bangunan di bantaran yang memengaruhi kapasitas sungai. Dari sini bisa ditentukan langkah teknis yang harus diprioritaskan,” ujarnya.
Hasil pemantauan menunjukkan bahwa sejumlah alur sungai dan anak sungai mengalami pendangkalan signifikan akibat endapan lumpur. Kondisi ini menurunkan daya tampung sungai dan memperlambat aliran air ketika curah hujan meningkat, sehingga genangan bertahan lebih lama di kawasan permukiman.
“Ada anak sungai yang ketinggiannya hampir sejajar dengan daratan. Ketika hujan deras, air tidak cepat mengalir dan akhirnya menggenangi lingkungan warga,” jelas Suri.
Dia menegaskan bahwa solusi tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga membutuhkan kesadaran kolektif. “Kami akan terus melakukan sosialisasi agar tidak ada penambahan bangunan di bantaran sungai sesuai ketentuan tata ruang,” bebernya.
Ancaman banjir dapat muncul apabila penambahan bangunan di bantaran sungai tidak dikendalikan, karena berpotensi menghambat aliran air dan memicu banjir berulang. ” Sehingga perlu kesadaran masyarakat agar tidak menambah lagi bangunan di bantaran sungai,” katanya.
Sementara, Kepala BWS Kalimantan III Dedi Supriyadi menjelaskan, kondisi geografis Kota Banjarmasin yang relatif datar dan dekat dengan permukaan laut menuntut sistem sungai berfungsi maksimal. Tanpa normalisasi, aliran air akan tertahan dan memperpanjang durasi genangan.
Berdasarkan hasil susur sungai tersebut, pemerintah menyusun skala prioritas penanganan yang akan dilaksanakan secara bertahap sesuai kondisi teknis dan perencanaan anggaran. Fokus diarahkan pada alur sungai yang terbukti menjadi penyebab genangan berkepanjangan.
“Normalisasi sungai menjadi kebutuhan mendesak. Endapan harus dikurangi agar aliran air menuju sungai utama berjalan lebih lancar,” terang Dedi.
Menurutnya, kelemahan masih terlihat pada kondisi sungai yang telah lama mengalami pendangkalan akibat kepadatan bangunan di bantaran sungai. Via

