
BANJARBARU – Dalam upaya meningkatkan kualitas pengasuhan anak di Kalimantan Selatan, Pemprov Kalsel terus memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui program pembinaan Kelas Orang Tua Hebat atau Kerabat milik Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya).
Hal ini ditandai dengan wisuda 35 peserta yang dipimpin Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalsel, drg Ellyana Trisya, dalam acara Internalisasi Pengasuhan 1000 HPK dan Tamasya di Banjarbaru, Senin (1/12) sore.
Program ini menjadi salah satu instrumen penting TP PKK Kalsel dalam mendukung pembangunan sumber daya manusia sejak usia dini, khususnya dalam hal kompetensi para pengasuh.
Wakil Gubernur (Wagub) Kalsel, H Hasnuryadi Sulaiman diwakili Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana, Hj Husnul Hatimah membuka kegiatan Wisuda Tamasya di Kelas Orangtua Hebat (Kerabat) Tingkat Provinsi Kalsel Tahun 2025.
Wisudawati terbaik yakni Dewi Camelia Ulfa, peserta Tamasya di Kerabat Tahun 2025 TPA Aisyiyah Kelua, Kabupaten Tabalong telah menyelesaikan rangkaian Kelas Orang Tua Hebat dengan nilai 550 itu maju ke panggung menyampaikan sepatah dua patah kata.
Tampak hadir Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana nasional (BKKBN) Provinsi Kalsel, Farah Adibah dan jajaran pengurus petinggi Tamasya dan sebagainya.
“Alhamdulillah kita mewisuda sebanyak 150 orang yang berhadir dan sekitar 35 wisudawan dari Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) di Kelas Orang Tua Hebat atau Kerabat. Ini adalah suatu kelas untuk pembinaan,” ungkap Wakil Ketua TP PKK Provinsi Kalsel, drg Ellyana Trisya.
Hj Ellyana menjelaskan bahwa mengajarkan bagaimana untuk menjadi seorang pengasuh anak yang kompeten dan berharap dengan ilmu yang diterima oleh wisudawati dapat mempraktekkan pengalaman dan keahliannya untuk mengasuh anak-anak daerah.
“Dengan ilmu yang didapatkan, insya Allah bermanfaat karena harus ekstra sabar ya karena menjadi pengasuh itu harus dari dalam hati,” katanya.
Isteri Wakil Gubernur Kalsel, Hasnuryadi Sulaiman itu menegaskan, wisudawati Tamasya agar menjadi pengasuh yang berintegritas serta mampu berkontribusi untuk mendorong generasi emas di tahun 2045.
“Kita terus mendorong dan ikut serta dalam meningkatkan juga kompetensi dari para pengasuh ke depannya,” ucapnya.
Wakil Gubernur Kalsel, Hasnuryadi Sulaiman dalam sambutan tertulis dibacakan Kepala Dinas PPPAKB Provinsi Kalsel, Hj Husnul Hatimah turut menyampaikan ucapan selamat dan sukses kepada para peserta yang telah dinyatakan lulus dan diwisuda dalam program Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA).
Wagub juga menyampaikan apresiasi kepada BKKBN Provinsi Kalsel yang dinilainya telah menyelenggarakan program penguatan pengasuhan tersebut dengan sangat baik.
“Saya menyampaikan selamat dan sukses kepada Bapak-Ibu yang hari ini dinyatakan lulus dan diwisuda dalam program Taman Asuh Sayang Anak atau TAMASYA di Kerabat Tingkat Provinsi Kalsel Tahun 2025,” katanya.
Wakil Gubernur Kalsel menekankan bahwa para wisudawan memiliki peran strategis dalam mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045 dan menjelaskan bahwa keberadaan Tamasya hadir sebagai jawaban atas tantangan pengasuhan di era bonus demografi, ketika keluarga-khususnya para orang tua pekerja-membutuhkan dukungan agar tetap produktif tanpa mengabaikan tumbuh kembang anak.
“Insya Allah Bapak-Ibu yang diwisuda hari ini akan menjadi orang tua atau pengasuh hebat untuk menunjukkan Generasi Emas Indonesia Tahun 2045,” katanya.
Program Tamasya ini hadir sebagai jawaban atas tantangan pengasuhan pada era bonus demografi. Ketika jumlah penduduk usia produktif meningkat, keluarga khususnya para ibu dan ayah pekerja membutuhkan dukungan agar tetap produktif tanpa mengabaikan tumbuh kembang anak.
Wagub menyebut tantangan tersebut menuntut kualitas pengasuhan yang tidak hanya bersifat dasar, tetapi juga responsif, aman serta memberikan stimulasi yang tepat bagi anak.
Dalam kesempatan itu, Wagub memaparkan bahwa keberhasilan pembangunan SDM tidak cukup mengandalkan fasilitas maupun kurikulum pendidikan formal semata, sebab aspek penentu terbesar justru terletak pada kualitas pengasuhan sejak usia dini.
“Di sinilah peran Tamasya menjadi sangat strategis yaitu memastikan pengasuhan yang berkualitas, responsif, aman dan penuh stimulasi. Kita tahu keberhasilan pembangunan SDM tidak hanya ditentukan oleh fasilitas dan kurikulum pendidikan formal, justru yang paling menentukan adalah pengasuhan sejak dini,” tegasnya.
Dengan begitu, Wagub menyoroti pentingnya periode seribu hari pertama kehidupan, hal itu merupakan fase paling menentukan dalam membentuk fondasi kesehatan, kecerdasan dan karakter anak.
Pada fase tersebut, keluarga membutuhkan lingkungan yang kondusif, pemenuhan gizi, pengasuhan yang responsif serta stimulasi perkembangan yang tepat, sejalan dengan prinsip-prinsip dalam The Nurturing Care Framework yang telah menjadi rujukan nasional maupun global. mr/adpim/ani

